Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Kalau Go Green Jangan Go Blok!

Ayo kampanye penghijauan !! sadarkan orang orang disekitar kita tentang bahaya pemanasan global. Buat poster dan pamflet sebanyak banyaknya untuk menyadarkan orang orang di sekitar kita. Dengan kertas warni warni supaya semakin menarik. Tuangkan kreatifitasmu diatas kertas. kita sebarkan pamflet dan poster di setiap penjuru kota. Angkat postermu dan mari turun ke jalan. Ayo kampanye penghijauaaaaan !

(setiap produksi 1 ton kertas menghasilkan gas karbondioksida sebanyak kurang lebih 2,6 ton. Jumlah ini setara dengan gas buang yang dihasilkan sebuah mobil selama 6 bulan. produksi 1 ton kertas menghasilkan kurang lebih 72.200 liter limbah cair dan 1 ton limbah padat)

Jangan egois! kampanye penghijauannya jangan di situ situ aja dong. Ayo kita keliling kota! kita sadarkan penduduk satu kota akan pentingnya penghijauan! bumi sudah semakin panaaaasss. Semua masyarakat harus di kampanyekan. Ambil kendaraan mu. Dan mari berkeliling menghijaukan kota…

(Laporan penelitian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wetland International dan Delft Hydraulics pada awal November 2006 menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil emisi zat asam arang atau karbondioksida (CO2) ketiga dunia, setelah Amerika Serikat dan China.dan menurut  World Bank. dan “Sekitar 30 persen kontribusi gas rumah kaca berasal dari sektor tansportasi dan energy”, kata Climate & Energi Campaigner Greenpeace Indonesia, Arif Fiyanto)

Pendingin ruangan dan lemari pendingin makanan itu bisa merusak ozon lho… ayo berubah !! pakai pendingin ruangan dan lemari pendingin makanan yang ramah lingkungan. Yang sudah dicanggihkan sedemikian rupa. Jadi… tetap bisa menikmati dingin dengan tenang deh. Jangan jahat ah sama bumi. bumi semakin terasa panas. Manusia semakin butuh banyak pendingin. Ayo pakai yang ramah lingkungan !!!

(Menurut pakar lingkungan yang juga konsultan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Eric Duchemin, PLTA, selain memproduksi listrik, juga memproduksi Karbondioksida (CO2) dan Metana (CH4) dalam jumlah yang besar. Bahkan, dalam beberapa kasus, ditemukan fakta dimana PLTA memproduksi CO2 dan Metana  (Gas Rumah Kaca = Green House Gas) dalam jumlah yang lebih besar daripada pembangkit listrik berbahan bakar fosil [minyak, gas, batubara])


Hey.. tau gak sih. Sekarang swalayan dan mini market sudah banyak yang memakai plastik belanja yang ramah lingkungan lhoo… plastik bertekhnologi tinggi yang bisa teruarai oleh tanah. Jadi kita sudah bisa santai berbelanja tanpa khawatir akan sampah plastik. Ayyoooo… kita sebarkan virus ini ke swalayan dan mini market lainnya. Agar semuanya menggunakan plastic ramah lingkungan.
 
(hilangnya kekhawatiran masyarakat akan sampah plastik akan membuat masyarakat tenang memakai plastik dalam jumlah besar sekalipun. Kutipan berita di bataviase.co.id dan okezone.com : “Limbah Pabrik Plastik Racuni Warga Depok. Ketua RT 01/02, Kalibaru, Cilodong, Kota Depok. Sentot, mengatakan bau busuk dari limbah pabrik itu sudah sangat mengganggu karena membuat warga pusing dan mual setiap harinya. Sentot mengatakan aroma tidak sedap itu bisa tercium hingga jarak 500 meter dari lokasi pabrik”.)­


Buka mata. jangan bertindak hanya karena provokasi kampanye go green semata.
Bumi lebih butuh aksi kita. Bukan kampanye penghijauan dalam seabrek kata kata.

Diatas bumi. 05 maret 2010

Bumi memang butuh penghijauan nyata. Tapi tetap jangan lupakan sisi sisi lain dalam realita.

Mahasiswa Pemakan Kertas

ah gilaaa, tugas makalah minggu ini bejibun bangett !”

fiiiiuuuh, satu mata kuliah satu makalah. Bisa mendadak rebonding jadi lurus otak gue !”

tega amat tu dosen, perasaan minggu kemaren udah tugas paper masa minggu ini paper lagi. Gue maennya kapaaan !”

makalaaah jahanaaaam. Kenapa banyak banget sih :’( huks huks”

Status seperti itu sangat-sangat sering terjenjreng manis di home situs muka buku ku. Tak terkecuali aku, status “singing : makalah ini membunuhku.. syalalalala” sering sekali aku ulang kembali dalam jenjrengan panjang status facebook yang lain. Sepertinya tugas makalah atau papper memang sudah menjadi konsumsi mahasiswa sehari-hari. Kecuali libur panjang, setiap minggu adaaa saja dosen yang iseng nyeletuk “ya tugas makalah minggu ini adalah blablabla syalalalala dumbreng dumbreng”. Terusannya bumi gonjang ganjing langit runtuh meteor jatuh dan kepada google sang maha tahu kami bersimpuh. Hahahaha


Aku curiga kalau hari ini jarum jam lagi diare. Sejak kuliah dimulai pukul 9.40 tadi, menuju angka 12.00  rasanya lamaaaaaaa banget. Gak juga selesai kuliah panjang ini. Mungkin karena kecurigaanku benar  jarum jam lagi diare, makanya lima menit sekali harus ke kamar mandi. Tambah lamaaa deh muternyaaa. Dan tidak juga berujung kuliah maha lama ini.

Tiga puluh menit sejak kuliah dimulai, aku dan seabrek mahasiswa lain masih bersemangat untuk mendengar ceramah dosen. Tapi lewat dari 1800 detik itu ada kata maaf bertubi-tubi untuk sang dosen. Otak kami tidak sanggup melanjutkan perkuliahan karena dibunuh rasa bosan dan akhirnya sibuk bermain sendiri dengan otak kesana kemari. haha.
Menghilangkan bosan, aku iseng coret-coret sketchbook durhaka. Dari urek-urek bikin Gambar muka dosen sampe gambar ultraman pletat pletot andalan berusaha mengusir sopan si rasa bosan yang ngeyel gak mau pergi. Sampai tiba-tiba otak kekurangan cc ini teringat akan tugas makalah yang harus dikumpulin 22 jam dari sekarang. Jegerrrrrrrrrrr… makalah acomodation communication theory blahblehbloh toreng toreng belum sempet aku garap sama sekali. Jangankan garap, inget juga enggak. Hahahahaha
Ternyata ingatan manis akan makalah yang dikumpulin besok itu mengurek-ngurek satu itungan panjang di kertas yang udah rame sama berbagai ekspresi wajah dosen. Itungan iseng. Dari hasil ngerata-rata otak sotoy pungky si pembela kebetulan. Haihaihaihaihaihaihai.

Jadi gini itungannya,
Dalam satu minggu rata-rata seorang mahasiswa menghabiskan 20 lembar kertas untuk pembuatan makalah dan bangsa ajaibnya. Kalau dalam satu jurusan ada 100 mahasiswa. berarti 2000 kertas untuk satu jurusan. Rata-rata angkatan yang masih aktif kuliah itu ada empat angkatan. Berarti kalikan empat. Udah 8000 ya? trus kan di rata-rata aja dalam satu fakultas ada lima jurusan. Berarti kali kan lima. Sama dengan 40.000. trus kalo misalnya di kampus itu ada 10 fakultas, berarti kalikan 10. Sekarang menjadi 400.000 lembar kertas. Itu dalam seminggu. Kalo diitung sebulan berarti angka berubah menjadi 1.600.000. Gimana kalo satu semester, eh setahun sekalian. oke. saya mendapat angka ini, sodara-sodara : 19.200.000 !! tunggu!  ini bukan satuan rupiah lho, angka sebanyak ini baru aja aku itung sotoy dalam satuan LEMBAR KERTAS !

Berarti dari itungan sotoy ini, di dapat kesimpulan kelewatan kasar : bahwa satu universitas dalam setahun menghabiskan kira-kira 19. 200.000 untuk tugas makalah atau papper atau kertas yang dikumpulin buat tugas. pokoknya kertas buat tugas kuliah !. SEMBILAN BELAS JUTA DUA RATUS RIBU LEMBAR KERTAS.

Kalau ada temen-temen yang ngerasa kampusnya beda jumlah fakultas atau jurusan, ya silakan itung sendiri. itu Cuma itungan iseng bin sotoy seorang pungky yang sedang diserang monster bosan.


nih itung-itungan sotoynya (dok. pribadyii)

Masih dibangku kuliah yang sama, kali ini otakku berkhayal tentang akhir riwayat sembilan belas juta sekian kertas tersebut. Biasanya kalau tugas sudah dikumpulkan, makalah akan dikembalikan atau disimpan oleh sang dosen. Lebih banyak di simpan dosen. Trus ya bayangin sendiri deh tu makalah-makalah pasca nilai dikemanain. Masa iya disimpenin sama dosen? berjuta-juta makalah dari seabrek angkatan bisa bikin rumah dosen berlantaikan makalah. Hahahha. Oke. Mungkin beberapa makalah bagus akan disimpan dosen, tapi kayaknya makalah copy paste dari neng google mah paling bagus nasibnya jadi temen maen tukang loak. Didaur ulang atau digunakan kembali menjadi sesuatu yang berguna untuk umat manusia. Tapi yang nasibnya buruk yaa ngejublek dah di tong sampah. Dari tanah kembali ke tanah, cuuy!  Dan yang nasibnya agak sial akan berujung di tumpukan teman-temannya mendampingi teriakan “kacaaaang kacaaaang…”. ngiyahahahahahha.

Otak sotoy kembali beraksi. Teringat dunia maya yang sedang menggila. Mahasiswa jaman sekarang bhooo, gak mungkin gak konsumsi dunia maya. Kalo makanan mingguannya adalah makalah, maka makanan hariannya adalah dunia maya! dunia krisdayanti ama dunia syahrini lagi sibuk ama infotainment sih. Wowowow. Terus dosen-dosen jaman sekarang kan juga deket banget sama dunia maya. Orang-orang seumuran mereka aja udah hot banget ngegaul di dunia maya. mau ngelepas suami pergi kerja aja apdet status duluuuu. Itu yang edisi istri solehah. Sampe ada orang sebaya dosen yang lagi macul aja inget dunia maya. berarti kan dunia maya udah sangat dekaaat dengan semua generasi. Dan boong aja dosen gak ngerti dunia maya.

Lagi-lagi sotoy. Aku kebayang. Untuk sekedar pengumpulan tugas kan gak sampe lima menit di kirim lewat e-mail. Meriksa tugasnya juga lebih ringkes. Gak butuh bolak balik halaman. Tinggal baca terus kebawah file yang dikirim mahasiswanya dan bisa nyambi apdet status “lagi meriksa makalah anak-anak nich, haduuh mana sejam lagi harus ngisi acara lagi.. kudu buru-buru nih *edisi dosen supersibuk”. Lumayan kan tuuuh. Sekali dayung dua tiga empang terlampaui, sekali tepuk dua nyamuk mati dua cicak patah hati. Tapi kenapa gak banyak dosen yang memanfaatkan itu yah? padahal sekedar tugas mingguan kan gak sepenting skripsi yang harus dicetak dan di arsipkan.

Atau karena pengumpulan tugas kuliah emang udah budaya nya pake kertas dijilid trus ditumpuk-tumpuk di meja dosen? atau karena emang makanan mahasiswa itu kertas? konsumsi kertas sembilan belas sekian juta per tahun dan dunia maya tetep jor-joran ngabisin listrik untuk sekedar apdet status atau hahahehe lewat chatting. Padahal kalo disambi penggunaan dunia maya bisa sangat mengurangi jumlah kertas yang dikonsumsi mahasiswa.

tanya kenapa.

warnet moonlight, 9 may 2010