Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Mas Harun Bastari, Kamu Membuatku Mabuk Kepahiang!




"Ayo Pung, pasti kuat pasti kuat pasti kuat"

Aku terus bilang ke diri sendiri berulang kali, sambil terus nelen ludah, sambil keringet dingin, sambil merem, sambil lemah lunglai bagai tanaman toge baru keguyur ujan. Rasanya nyawa kayak udah di ujung kepala, bener-bener mau pingsan.

Sampai tiba-tiba kak Asnody, guide kami, melintas di sebelah kursiku. Enggak pakai nanti, aku langsung jerit minta kresek saat itu juga. Ini udah di ujung banget, nggak bisa entar. Kak Rere, yang kebetulan duduk di sebelahku, jiwa ibu-ibunya langsung bergelora. Dengan super-baik dia nawarin macem-macem supaya aku bertahan. Dari minyak kayu putih, tisu, permen sampai akhirnya sang penyelamatku; kresek.

Aku senderan ke jendela, merem sambil mikirin yang indah-indah biar lupa. Jangan ditanya heh mikirin siapa, pokoknya mah indah! Nggak bisa, kepala rasanya kayak lagi dijambak-jambak. Pusing dan beneran gliyengan, badanku mulai gemeteran dan saat tercemen akhirnya datang juga; isi perutku keluar semua. Beneran semuanya.

Perkampungan Tua Bitombang, Secuil Kemesraan Kepulauan Selayar


Matahari lagi ganteng-gantengnya waktu jalan yang aku tapaki mulai menanjak dan membawaku ke perkampungan tertinggi di Kepulauan Selayar. Sekalipun terik, aku gak bisa menolak keinginan untuk menengadahkan kepala.

Beberapa meter dari batu besar yang menjadi ‘gerbang’ masuk, aku dikepung rumah-rumah tinggi khas suku Bugis. Bedanya, yang ini tinggi banget. Beneran tinggi sampai-sampai mataku perih karena seperti menantang matahari. Aku menarik napas dalam, senyum-senyum norak dan bilang bangga sama diri sendiri.. akhirnya sampai juga.

“Selamat datang di Bitombang, mbak. Perjalanan jauh, ye?”

Seorang bapak berbalut kaos dan kain sarung menyambutku dengan senyum. Kepala desa. Kata ye di akhir kalimatnya, mengisyaratkan bahwa beliau asli Selayar. Seraya mengembangkan sebelah tangan, aku diajak naik ke bukit yang lebih tinggi, menuju pintu masuk rumah-rumah yang mengusik rasa penasaranku sejak tadi.

Saya Indonesia, Saya... Pancasila?



Aku hapal Pancasila, hapal banget. Ngelotok luar kepala dari jaman SD. Dulu map yang buat baca teks Pancasila di sekolahku udah rusak, kertasnya sobek. Dan aku sering ditunjuk jadi petugas upacara, baca Pancasila karena aku salah satu siswi yang hapal luar kepala. Nilai PMP ku selalu 9, sampai mata pelajarannya berubah jadi PPKN, nilaiku nggak pernah di bawah angka delapan.

Minggu kemarin ada Pekan Pancasila, wogh ikut juga dong aku pajang hestek sana sini #SayaPancasila #SayaIndonesia. 

Tapi.. benarkah aku seorang yang Pancasila?

Kopdar Blogger JNE, dan Pertanyaan-Pertanyaan yang Tertinggal


Selama kegiatan kopdar blogger JNE di 4 kota kemarin, aku banyak dapat pertanyaan dari temen-temen blogger mengenai creative content. Beberapa pertanyaan cukup bikin aku gelagapan karena mungkin ekspetasi mereka terlalu tinggi, ilmuku soal konten kreatif belum sampai segitunya tau. Jadi aku jawab asbun aja biar keliatan pinter bhahahaha engga ding, aku coba jawab sebisanya semoga memuaskan ya.

Dan dari banyak pertanyaan itu, ada beberapa yang menurutku menarik juga penting. Jadi aku tulis ulang di sini lengkap dengan jawabanku waktu itu. Sebenernya mau nulis jawabannya Haykal juga tapi aku takut ada yang meleset. Ini aku tambahin sedikit-sedikit sebagai pelengkap dan penyempurna. Siapa tau bermanfaat buat temen-temen yang waktu itu enggak sempat atau engga bisa dateng atau pengin dateng tapi gimana acaranya di Bogor situ tinggalnya di Zimbabwe.

Mau Cerita Kamu Diadaptasi Jadi Komik? Ikutan Kompetisi Ini!


Diem-diem, aku tuh sirik tau sama komik Mak Irits, seru banget ya jadi dia ceritanya bisa diangkat jadi komik. Aku nggak terlalu suka baca komik buku sih sebenernya, anyep aja rasanya baca kertas burem dan dekil gitu. Sukanya baca komik digital karena ada warnanya, komik buku kalo berwarna kan mahal ya kakaaak. Tapi ngeliat mba Rahmi (penulis komik Mak Irits), punya pembaca komik bejibun, sirik lah tetep! Hahahaha

Pengin juga ceritaku diangkat jadi komik dan punya pembaca segambreng, tapi siapa yang mau gambarin? Mba Rahmi mah enak suaminya komikus, lha suamiku kan jurnalis. Bukannya jadi komik, ceritaku malah jadi berita nanti ngahahahaha

Cerita 4 Kota Kopdar Blogger JNE

 

Rasanya langsung jiper waktu dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya, mengajakku untuk ikut roadshow 4 kota bareng JNE. Bogor, Bandung, Batam, dan Surabaya. Blogger gathering sembari bukber, katanya. Apa? Aku? Ikut roadshow 4 kota? Idih ngapain? Tahun lalu JNE memang menggelar roadshow serupa di 11 kota, dan aku enggak ikut. Trus banyak temen-temen dari 11 kota itu yang protes, "kenapa pungky malah gak ikut?". Eyakali, mereka mah asal jeplak, trus diseriusin? 😕😕

Lebih jiper lagi waktu dia-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya bilang, aku bakal diduetin sama Haykal Kamil buat ngisi semacam sharing session tentang Creative Content. Apalukataaaa? hahahahahaha. Bho, Haykal Kamil itu seleb, dia udah jadi artis sinetron waktu aku masih ngelapin ingus pake kerah baju. Jipernya beneran di ujung ubun-ubun, tapi yaudahlahya kesempatan bagus masa ditolak?