Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

#MyDreamyVacation: Menyusuri Kota yang Bercerita Tanpa Suara

Mungkin, perjalanan impian untuk orang lain adalah tamasya ke tempat-tempat indah nan asri permai dan pemandangannya bagus. Atau mungkin perjalanan spiritual ke ‘rumah-rumah Tuhan’. Atau perjalanan menyentuh kedalaman air dan keluasan angkasa. Perjalanan yang menyenangkan hati, mata dan pikiran tentunya.

Nah, kalau pertanyaan soal perjalanan impian itu sampai ke aku. Maka jawabanku akan sedikit lain. Iya dongs. Kalau gak lain, bukan Pungky namanya. Hahahaha *malah narsis*
Perjalanan yang aku impi-impi adalah menyusuri sebuah tempat mati yang hidup. Sebuah daerah yang menjadi saksi bagaimana nafsu kekuasaan manusia menelan tubuhnya sendiri. Daerah ramai yang gak berpenghuni sama sekali. Daerah sibuk yang aktivitasnya sudah lama mati. Hamparan cerita tanpa sedikitpun suara.


Chernobyl

Perjalananku akan menyusuri tempat yang gak bisa disentuh manusia. Bisa disentuh, namun kemungkinannya adalah kanker, tumor, menjadi mutan, atau malah mati. Kota yang terletak di Oblast Kiev dekat dengan perbatasan Belarusia, Ukraina ini sudah mati sejak 1986. Sampai hari ini, Chernobyl menjadi kota bisu yang bersuara banyak tentang bagaimana negara-negara bagian Rusia pernah mengkuasakan diri sebegitunya.

Perjalananku akan melihat bagaimana gedung-gedung megah ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya. Rumah-rumah, sekolah bahkan taman bermain dan rumah ibadah. Semua. Semua dikosongkan tanpa pernah ada yang mau kembali.

Pic source
Pic source
Segala harta benda juga masih tersimpan di sana. Mereka setiap hari bercerita tanpa sepatahpun suara. Pakaian, perhiasan, buku-buku pelajaran, furniture, mainan, alat perkantoran, bahkan drum-drum, dan botol-botol di bar masih utuh berisi aneka bir dan vodka. Semua. Semua yang tertinggal selalu bercerita dalam bisu tentang kejadian besar yang memaksa seluruh penduduk pergi tanpa pernah pulang lagi.

Tercatat 26 April 1986. Sebuah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di sana. Dari empat reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibangun gagah, reaktor nomer empat, meledak. Ledakan ini memuntahkan potongan inti reaktor sampai 1500 meter ke langit dan menebarkan awan beracun ke 70 persen daratan eropa. Radioaktivitas total ledakan Chernobyl, menurut WHO, ditaksir 200 kali radiasi bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Akibatnya, partikel radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. 
Pic source
Pic source
Ratusan ribu penduduk di evakuasi. Bencana dahsyat Chernobyl memaksa ia mengosongkan sendiri kediamannya. Beberapa tahun kemudian, baru ditemukan ratusan bahkan ribuan penduduk yang terselamatkan mengalami penyakit aneh bahkan kematian. Kalau kamu suka liat orang Ukraina yang bentukya ‘aneh’ di internet, bisa jadi beliau adalah salah satu korban radiasi nuklir Chernobyl. Gak hanya manusia lho, di Chernobyl dan sekitarnya, beberapa tahun setelah ledakan banyak ditemukan mutan atau monster. Anjing berkaki tiga atau cacing sebesar ular sanca, ada di sana. Keajaiban Tuhan? Bisa jadi.. Tapi secara ilmiah, monster-monster ini diduga hasil mutasi gen akibat radiasi nuklir yang ada.

Ngeri yes? Ngeri banget... tapi aku malah penasaran buanget bisa jalan-jalan di sana. Apakah jalan-jalanku benar-benar impian? GAK. Karena pemerintah di sana menyediakan layanan tour ekstrem untuk orang-orang tertentu yang mau mengunjungi langsung Chernobyl. Catet ya, orang-orang tertentu. Jadi gak asal wisatawan bisa masuk ke ‘tamasya mematikan’ itu. Tournya pun gak sembarangan, siapapun yang memasuki daerah Chernobyl harus mengenakan pakaian khusus anti radiasi nuklir. Karena sampai hari ini, tingkat radiasi di sana masih dalam keadaan kritis, yaitu pada 5,6 roentgen per second (R/s) (0.056 Grays per second, atau Gy/s). Iyah, aku adalah satu dari beberapa orang yang punya impian untuk memasrahkan diri bertamasya  di daerah dengan tingkat radiasi nuklir sebegitu besar. Ngek banget ya? Hahahahaha

Pic source

Baiklah, doakan saja.. semoga suatu hari nanti Tuhan mengijinkan aku jalan-jalan di sana. Di Chernobyl. Menginjak langsung tempat yang bercerita tanpa suara. Nafsu kuasa manusia, menelan sendiri tubuhnya.



Purwokerto, baru gajian, Maret 2014

Ini postingan sebenernya ikutan giveaway. Tapi eyke semangat banget nulisnya karena emang pingiiin. Doain yah, siapa tau Tuhan denger doa rame-rame :’)


http://indahnnuria.blogspot.com/2014/02/mydreamyvacation-giveaway-timeeeee.html

Sumber:

Mudik ke Kampung Fiksi


Kalau mudik, apa yang kamu harapkan dari kampung? Kalo aku sih, ngarepnya itu suasana adem, damai, tenang, dan banyak oleh-oleh khas rumah yang siap di bawa ke kota. Ngangenin!

Nah, sebagai seorang fiksi mania kere, tentu aku berharap sama kalau lagi mudik fiksi. Pinginnya itu ya pulang ke kampung dimana otak dan hatiku ketemu tempat adem, damai, dan tenang. Selesai mudik, otak dan hatiku semacam recharge dan siap untuk beraksi lagi bersama ‘oleh-oleh’ dari kampung fiksi.

Dulu, setiap otak fiksiku butuh mudik, aku selalu ke sini nih: Kampung Fiksi. Tempat dimana fiksi membentuk bumi-nya sendiri. Tapi, sekarang aku kehilangan tempat mudik. Secara si kampung ini udah kena ewfek globalisasi moderenisasi dan cabecabeanisasi. Jadi udah jauh banget sama nuansa dan susana kampung. Yang ada, kampung fiksi ku sekarang jadi kota-metropolis-tanggung fiksi yang sangat gak asyik. Heuh.

Namanya sih kampung fiksi yah. Kampung. Tapi tiap mudik, yang menyambut aku adalah tulisan hebring warna ungu abu abu biru kuning putih. dengan sorotan lampu di belakang layar. Bho, ini kampung apa panggung fiksi idol? :))


Nah, di ulang tahun si kampung yang ke tiga ini, aku punya satu harapan buat doi. Harapan melihat kampung fiksi ku kembali ngampung. Mendesa. Mengembalikan suasana adem, damai, tenang, dan banyak oleh-oleh khas yang selalu memanggil minta aku dan segambreng fictionholic lainnya untuk sering pulang. Mudik asyik!

Pingin banget liat kampungku punya suasana yang khas. Kayak desain logo, web, sosmed, publikasi (pamflet, stiker, mug, pin, dll), konsisten dengan satu nuansa: Kampung Fiksi. Ada nuansa kampung dan ada nuansa fiksi. Jangan kayak sekarang, desain webnya ala ala panggung idol, merch gelasnya ungu hebring, kaosnya merah gonjreng, sosial media kadang ungu hebring kadang merah gonjreng kadang mas bunglon masih nongol. Gak jelas juga logonya yang mana. Masih si bunglon? Atau udah ganti jadi tulisan KF putih bergaris kuning ituh? Atau tulisan rame ungu putih yang di header?

Aduuuh, daripada pusing. Aku bikinin aja nih.. contoh logo dan contoh nuansa header web. Siapa tau bisa jadi inspirasi gitcu.... :D (udah plus siluet sapi nonggeng noh. Buahahahha)



Seingetku, dulu, pengurus kampung fiksi itu dipanggil Mak Bunglon. Untuk tukang ngetwitnya, disebut DjtwitKF. Entah sejak kapan panggilan itu berganti jadi.... admin? Cuma ‘admin’? Aduuuh, gak kece bingiits! Pinginnya aku, kampung fiksi punya panggilan-panggilan nyentrik yang kampung fiksi banget. Misalnya, pembaca disebut warga kampung, admin sebagai pengurus kampung, trus ada anak kampung, kepala dusun, atau itu admin yang cowok sendiri jadi tukang siskamling kampung kek gitu. Hahahaha.  Jadi, kampung fiksi punya ciri khas. Orang akan merasa dekat dan selalu tertarik pingin ‘mudik’. Kalo aku, request pingin jadi kembang desa yah. Ihik!

Aku selalu aneh soalnya sama sebutan DjtwitKF itu.. udah mana webnya ada lampu sorot, tukang ngetwitnya dipanggil DJ. Besok kalo aku maen ke web, jangan jangan kudu pake kostum dugem. Muahahaha

Udah ah segitu aja pengennya aku. Selamat ulang taun yah kampungku sayang :*


 Purwokerto, semoga dapet gadgetfebruary 2014

Syahrini makan nasi basi, kelojotan tak sadarkan diri.
Inilah kampung fiksi, tempat mudik fictionholic sejati.


----

http://www.kampungfiksi.com/

"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."

Kita Ada untuk Berbagi (?)


Hancur rasanya mendengar kabar dari saudara sendiri, salah satu anggota kecil kami kedapatan video porno di galeri ponselnya. Bukan yang biasa, video dari negeri sakura itu berbalut adegan kekerasan sampai jeritan kata-kata kasar. Pembelaan si kecil adalah tidak tau apa-apa. Sudah hancur tertimpa tangga, ayahnya marah besar dan sukses memenjara si kecil dalam kamar satu hari penuh sampai mengaku dapat darimana. Aku yang hancur.

Marah rasanya menjadi tempat cerita pembantu rumah tanggaku sendiri. Kisah datang dari cucu laki-lakinya, usianya belum genap 60 hari, sudah kenyang menelan susu formula bahkan bubur bayi kemasan. Kutanya mengapa, dan ketakutan sang ibu akan perih dan pegal di payudara adalah jawabannya. Perih karena puting belum beradaptasi dengan isapan bayi dan pegal karena aliran dalam payudara tidak lancar. Padahal solusinya sederhana. Tapi sayangnya tak pernah ada pengetahuan ASI sampai ke desa mereka.

Gemas sekali mendengar ocehan anak kecil yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Gadis delapan tahun yang sudah fasih memaki ‘sialan!’ kepada teman-teman sebayanya. Kutanya kenapa ia sekasar demikian. Cerita panjangnya memberiku satu kesimpulan, perempuan kelas tiga sekolah dasar itu dendam dengan label “anak kafir” dari teman-temannya hanya karena dia berbeda agama.

Suatu hari satu setengah tahun yang lalu. Aku pergi mendongeng ke sebuah desa di pinggir Purwokerto. Bertemu anak-anak polos yang dengan senyum malaikatnya menyimak dan bahagia dengan cerita boneka tangan yang kubawakan. Selesai mendongeng seorang bapak datang, petinggi desa, mengeluh karena anak sebelah rumahnya tidak bisa ikut acara sore itu. Aku sedih karena ternyata tidak semua anak desa bisa datang, tapi lebih sedih lagi karena mendengar alasannya. Si anak tidak datang karena masih dalam perawatan. Duburnya di tusuk kayu oleh temannya sendiri. Spontan aku menangis saat mendengar usianya, korban adalah balita perempuan 3 tahun dan pelaku adalah anak laki-laki 5,5 tahun. Pemantiknya sederhana, berita kriminal di televisi. Kemana orang tuanya?

Alih alih sibuk dengan pekerjaan dan supaya anak senang. Seorang temanku membiarkan anak laki-laki 9 tahunnya bermain game online di warung internet seharian. Tidakkah sang ibu tau bahwa game online bukan sekedar permainan? Mengertikah sang ibu kalau game online adalah pintu masuk anak semata wayangnya menuju dunia maya yang sangat luas? Dunia dimana semuanya ada. Semua. Bahkan orang jahat yang berhasil menyedot habis ratusan ribu uangnya berdalih voucher-game-supaya-jagoan-cepat-menang untuk sang anak.

Aku marah, aku geram, aku hancur. Aku marah dengan segala kegagalan yang terjadi di sekitarku. Kegagalan yang sebenarnya solusinya sederhana. Kegagalan yang sangat bisa diantisipasi dengan pengetahuan dan kerelaan berbagi pengetahuan. Aku marah dengan diriku sendiri. Aku menangis untuk diriku sendiri. Aku memaki. Kemana aku selama ini?

pic source

Dan pertanyaan yang lebih besar datang,

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Sedangkan saudaraku sendiri gagal menjaga anaknya dari penyebaran video porno, padahal soal edukasi seks sejak dini bisa aku akses di internet dalam beberapa klik.

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Sedangkan cucu pembantuku sendiri kehilangan air susu ibunya sejak bayi merah, padahal soal ASI eksklusif bahkan alat perah ASI modern berharga juta sering aku tuliskan di halaman diary digital.

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Sedangkan gadis kecil yang setiap hari bermain di sekitar rumahku menjadi korban bullying sampai dendam, padahal soal bullying defense banyak  tertulis di dunia maya dan bisa aku akses kapan saja.

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Sedangkan teman-teman dongeng kecilku gagal dijaga orang tuanya dari kejamnya tayangan televisi, padahal soal literasi media pernah aku teriakan di dunia maya.

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Hari-hariku habis di depan komputer dan akses menuju dunia tanpa batas. Detik-detikku habis dengan tumpahan pengetahuan dari halaman halaman buku digital. Setiap hari, aku bernafas bersama sebuah komunitas perempuan-perempuan hebat.
Kumpulan Emak Blogger. 1490 perempuan Indonesia di seluruh dunia. Beragam latar belakang, pendidikan dan pengalaman. Berjuta-juta pengetahuan bisa aku keruk gratis dari apa apa yang mereka tuliskan. Setiap hari. Setiap waktu. Kapanpun aku mau.

Pantaskah aku menjadi Srikandi Blogger?    
Sedangkan predikat Srikandi ini akan diberikan oleh sebuah
istana pengetahuan yang selalu berpesan “Kami Ada Untuk Berbagi”. Aku. Aku adalah bagian dari kami. Berbagikah aku? Pedulikah aku dengan orang orang terdekat yang setiap hari bersentuhan denganku secara nyata? Adakah aku untuk mereka?

---

Ini tidak bisa diterima. Aku ada dan aku ambil bagian. Berdiri di 10 besar finalis Srikandi Blogger bukan lagi saatnya diam. Dipercaya menyandang 10 besar adalah sentilan nurani untuk berani bergerak. Berani ada. Berani Berbagi. Berani menggunakan dunia maya untuk bermanfaat bagi kehidupan nyata.

Apa yang hebat dari kelulusan ASI eksklusif anakku jika orang dekatku tidak tersentuh pengetahuan menyusui? Apa yang bisa dibanggakan dari keberhasilanku memasukkan pelan pelan edukasi seks ke kepala dan nurani adikku, sedangkan saudara kami adalah korban video porno? Apa yang keren dari keberadaanku di jejeran 10 finalis Srikandi Blogger jika keseharianku di dunia maya tidak pernah menghasilkan sesuatu yang berguna?

Jika aku menjadi Srikandi Blogger, aku akan berhenti diam. Jutaan pengetahuan di dunia maya dan beberapa manusia dikehidupan nyata, butuh perantara. 

Dan aku hidup bersama satu pesan,

Kami Ada Untuk Berbagi.


Satu yang Lain

Awal mendaftarkan diri ke ajang bergengsi Srikandi Blogger adalah iseng. Iseng karena disuruh dan iseng coba-coba siapa tau hoki. Siapa sangka, iseng-iseng berbuah duren bangkok yang runtuh sudah dalam bentuk pancake. Surga pisyan!


Masuk ke daftar 50 finalis udah cukup bikin aku norak dua puasa dua lebaran. Aku lho.. akuuuu. Blogger apa banget yang nulis sesukanya posting semaunya. Berhasil jeblos ke 50 besar itu sesuatu yang lebih beuh dari beuh. Beuuuuuh.... susah dijelasin. Sampai akhirnya aku menerima kenyataan pelan-pelan bahwa aku (mungkin) punya sesuatu yang layak masuk ke sana. Ke jejeran 50 finalis Srikandi Blogger. Sambil dalam hati saban hari saban waktu norak tiada tara “lumayaaan... bannernya buat gaya-gaya di pinggiran blog”. Muahahahaha

Menerima kenyataan bahwa aku (mungkin) pantas, berarti memantapkan diri untuk menjalani tugas demi tugas 50 finalis dengan sungguh sungguh. Udah terlanjur nyemplung, yakali masih mau minder trus ogah-ogahan. Kata iseng udah aku buang jauh-jauh. Jadi, kalau ada orang Zimbabwe atau Paris nemu kata iseng di tong sampah pengkolan deket rumahnya, itu mungkin banget isengnya aku yang kebuang kejauhan. Hahahahaha krik.

Dan hari ulang tahun ke 24 jadi hari paling wakwow sedunia. Ijig punya ijig panitia Srikandi Blogger mengumumkan 10 blogger perempuan yang berhasil melenggang ke babak selanjutnya. Sore-sore galau gara-gara gak ada satu biji orangpun yang ngasih kado, mendadak jadi sore paling emezing nan bikin pengen pengsan cantik. Lagi ya, aku lho.. Akuuuuu. Blogger apa banget yang nulis sesukanya posting semaunya, berhasil jeblos ke sana. Iya, jeblos ke jejeran 10 finalis Srikandi Blogger 2014. Ayo dicerna baik-baik: SE-PU-LUH BE-SAR! Maaaaaaak >.<

Sekarang, perjuangan kami berada di babak ketiga. Babak 10 besar. Babak dimana aku ikut jejeran sama 9 blogger perempuan yang we o we be ge te. Tugas baru datang lagi, lebih ngek dan wew dari sebelumnya tentu saja. Kami memperebutkan sebuah prestasi besar bernama SRIKANDI BLOGGER. Berkompetisi untuk sebuah selempang kehormatan. Selempang idaman yang sampe kebawa mimpi dua kali. Hahahaha segitunya si pungkiiii :))


Sembilan lain adalah seorang pengusaha sukses yang prestasinya segambreng. Calon ibu yang berjuang menjalani tugas demi tugas finalis bersama kehamilan sembilan bulannya. Bahkan dia memenuhi tugas di babak 10 besar sambil kontraksi. Aku ulang ya, sambil kontraksi. Doi bilang: Berpacu dalam Kontraksi. Aku Cuma bisa kagum sambil tepuk tangan cantik.

Sembilan lain adalah ibu rumah tangga yang meneriakkan pemberdayaan media demi kebaikan bersama. Bahwa kita bisa menggunakan media yang kita punya untuk berbuat dan berguna.

Sembilan lain adalah utusan Indonesia untuk dunia. Penjelajah air, darat dan udara yang selalu membawa kebanggaannya atas bangsa kemana-mana. Mama dua buah hati pecinta kain kain karya negeri sendiri.

Sembilan lain adalah seorang pemenang. Langganan juara lomba. Penulis lepas berbagai media yang gigih membangun budaya berprestasi.

Sembilan lain adalah ibu yang memutuskan menjadi guru bagi anak-anaknya sendiri. Dia percaya bahwa semesta adalah kelas belajar terbaik. Seorang pemanah yang memiliki filosofi sakti tentang srikandi masa kini. Baginya, memanah dan menulis adalah sama, soal rasa.

Sembilan lain adalah seorang pejalan yang tangguh berbagi inspirasi. Mama dua putri yang menyentuh dengan cinta ribuan anak-anak di penjuru Indonesia.

Sembilan lain adalah satu-satunya gadis muda yang bertahan sampai babak 10 besar. Guru tekhnologi informasi yang semangat ngeblognya juara. Dua blog yang selalu update setiap hari berisi seabrek artikel bermutu tinggi. Kalo aku jadi dia, mungkin jari sama otak bentuknya udah sama, kriting.

Sembilan lain adalah apoteker sekaligus trainer sekaligus konselor sekaligus penulis. Ibu rumah tangga serba bisa yang tak pernah ragu membagi apa yang dia bisa ke seluruh dunia.

Sembilan lain adalah relawan tekhnologi yang membagi ilmunya pada mereka yang jauh dari dunia maya. Blogger parenting yang mencintai anak-anak dengan caranya sendiri. 

 
Dan satu yang lain adalah aku. Akuuuuu. Pungky Prayitno. Mahasiswi beranak satu yang kebanyakan curhat. Muahahahaha. Udah terlanjur nyemplung, mari main air sekalian! Dengan doa dan teh tarik bikinan suami setiap malem, perjuangan mengerjakan tugas demi tugas menuju Srikandi Blogger aku jalankan. Doakan yah, temans. Kamu tau banget dong kalau aku ini blogger yang gayanya lebih banyak dari prestasinya. Nah, siapa tau deh banyak gaya membawa aku ke hoki paling yoi. Srikandi Blogger. Ihiy!


Purwokerto, harga cabe rawit naik bikin nangis, February 2014

Bho, hari penganugerahaan nanti aku mau dipajang di panggung pake baju khas Indonesia dan sepatu kinyis kinyis lho. Lagi mesen kebaya ama bulu mata Syahrini, jadi minta doa sekali lagi, semoga sayah gak mendadak kayak bencyong. Trims! Bye!