Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Ini Mak Winda

Dengan celana jeans, kaos kedombrongan, sendal, jalan ngangkang, lengkap jilbab asal pakai, emak satu ini bener-bener mirip Mama. Lebih lagi cara ngomongnya yang susah dibedain sama klakson kopaja, Mama banget. Bedanya, Mama adalah pengrajin genteng, kesehariaannya mengolah tanah jadi atap. Kalau klakson kopaja yang satu ini, pengrajin kata. Kesehariannya mengolah kalimat jadi karangan mantap.

Anaknya dua, suaminya satu setengah. Mungkin dia kerturunan semacam wonder woman yang kurang greget ngurusin anak dua. Kurang capek. Jadilah aku, diangkat anak juga sama beliau. Sebenernya males, punya Mama satu aja bawelnya alaihim gambreng, segala-gala dicerewetin. Emak-emak banget deh. Lha ini, Mama nya jadi ada dua, dengan tingkat kecerewetan yang sebelas dua belas. Coba tolong itu Travis Barker disuruh berbaring, saya pingin pengsan.

Tutorial Membuat Stopmotion Sederhana

Tutorial ini adalah lanjutan dari curhatan 3 taun lalu, di sini. Muahahahaha laba-laba udah bukan bersarang lagi, udah beranak pinak tujuh turunan delapan setopan. Postingan blog bersambung setelah tiga taun, pungky doang yang dah punya kelakuan :))

Oke, jadi ini adalah (ceritanya) tutorial sederhana membuat stopmotion. Ini kayaknya tutorial pertama aku di bidang gini-ginian. Jadi kalau kurang jelas, ya mohon diterima dengan lapang bola :')


1. Siapkan Cerita
Mau stopmotion tentang apa? ceritanya gimana? Tentukan dari mulai sampai tamat. Syaratnya, gak boleh lama-lama! Durasi waras stopmotion itu 1 - 3 menit. Di atas 3 menit, aku gak tanggung kalo situ setres sendiri. Muehehehe. Di tutorial ini, aku contohin stopmotion aku yang tentang metode penelitian ya. Intinya, aku pengen di stopmotion itu, si tokoh membedakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan memisahkan kepingan puzzle dan memboyongnya ke tempat seharusnya.

2. Buat Storyboard
Storyboard itu apa? Plis, jangan kayak lagi marahan gitu deh sama bang google. Cari tau sendiri yes :D
Buat storyboard termasuk sudut pengambilan gambar dan perkiraan gerakan objek secara detil. Jangan sampe, pas udah take, ternyata si objek gak memungkinkan untuk bergerak sesuai jalan cerita. Nanti ribet lagi bongkar-bongkar atau pindah-pindah :D


Lusiana Trisnasari, Semangat Kartini di Bumi Loh Jinawi


Kalau Kartini lain berjuang untuk negeri, maka Kartini satu ini, adalah sebenar-benar berjuang demi bumi pertiwi. Demi tanah yang ia pijak, demi air yang ia minum, demi udara yang ia hirup, semangat tumpah darah di negeri gemah ripah.

Banyak tulisannya yang bikin aku pingin memeluknya erat-erat saking bangganya. Saking terinspirasinya. Saking pingin seperti dia. Perempuan tangguh dan sosmed banget bernama beken Lusitris ini, menuliskan segala yang ia bisa, yang ia tahu, dan yang ia ingin suarakan. Ada satu hal dari beliau yang bikin iri setengah mati: kemampuan menulisnya jempolan. Kalau ada kontes nulis atau blogging dan tertulis namanya sebagai pemenang, udah gak ada yang heran. Saking seringnya. Saking langganannya.

Kepada Mereka

Ada cerita lucu cenderung menyayat hati, datang dari seorang sahabat, kakak sekaligus ibu bagi sebuah kampung di Purwokerto. Kampung ini kampung ajaib.. Namanya kampung Rahayu, atau biasa juga disebut kampung dayak. Penduduknya adalah orang-orang marginal yang kebanyakan datang dari luar Jawa. Mereka, ke pulau Jawa, niat awalnya adalah merantau dan mengadu nasib. Namun, bagaimanapun nasib selalu punya jalan sendiri yang sukar diadu-adu. Mereka ‘nyangkut’ di Purwokerto dan akhirnya menghabiskan hari di kampung ini. Makanya, kampung ini lokasinya dekat dengan tempat yang dulunya terminal bis. Karena menurut sejarahnya, para penduduk di sana adalah perantau pengadu nasib yang baru turun bis langsung-malah diadu oleh nasib.

Kebanyakan masyarakat di kampung ini hidup bahagia tanpa KTP. Yaiyalah, wong mereka perantau yang kesangkut. Sekali lagi, pengadu nasib yang malah diadu oleh nasib. Kebanyakan mereka bekerja sebagai pemulung, perempuan pekerja seks, waria, pengamen, pengemis, bahkan preman. Beragam, mulai dari lansia sampai balita atau bayi merah. Namanya juga kampung, semuanya ada. Betul, anak-anak di sana hidup berdampingan dengan waria, pekerja seks, preman, dan sudah sangat biasa.

Giveaway, Gak Ada Orang Tua yang Gak Bisa Dongeng!


Setiap aku bicara soal mendongeng pada orang tua lain, komentar paling sering yang keluar dari mulut mereka adalah "Kamu mah enak bisa ngedongeng, aku mana bisa". Bener-bener gak ngerti deh, emang ada ya orang tua gak bisa dongeng? Setauku, dongeng itu gampange pol! Gampang pakai banget. Nah, yang susah dan susah banget adalah kemauan untuk mencari tau, mencoba, lalu memulai.

Apakah aku bisa mendongeng? Enggak. Sama sekali enggak. Membuat cerita, mengolah suara, sampai pada olah gerak dan bagaimana menjadi berbagai karakter dalam waktu bersamaan, itu susahnya lebih lebih daripada nyolong monas tengah hari bolong. Tapi, apakah kesulitan mendongeng lantas membuat aku berhenti mendongeng? Hihihihi malu ah sama Upin Ipin :P

Mari kita jabarkan satu-satu, dimana susahnya mendongeng.

1. Membuat Cerita
Sekalipun pernah nulis buku dongeng anak, tapi suer deh, aku itu selalu kesulitan dalam hal membuat cerita anak. Memilih tokoh, meringkan bahasa dan alur, sampai menyempilkan pesan-pesan moral, aku pasti angkat tangan. Eh, tapi.. buku dongeng bukannya banyak dijual di toko-toko buku ya? Buku Kumpulan Dongeng Anak karya ibu Hastira Soekardi, misalnya. Dongeng gak harus ciptaan sendiri kan? Ambil dari buku, dongeng juga kan? Apa? Males belinya? Kalau dongengnya nyomot dari internet, gimana? Banyak lho website-website dalam dan luar negeri yang menyediakan dongeng dengan sangat gratis. Contohnya, Blog Dongeng Anak, Cerita Kecil, Anak Nusantara, Dongeng Bocah dan masih seabrek lagi yang lain. Apa? Pulsa internet abis? Mmm.. gimana dengan pasang aplikasi dongeng di smartphone? Kalau mau sedikit aja usaha nyari, banyak lho aplikasi dongeng gratisan untuk smartphone. Tinggal download, dan puluhan dongeng bisa kita baca kapanpun dimanapun. Apa? Hape masih nokia 3310? Eng... gimana dengan pinjam buku dongeng teman? Atau sewa di rental-rental buku terdekat? Atau bikin kliping dongeng-dongeng dari majalah anak bekas? Apa? Gak ada waktu? Berantem aja yuk! >:(