Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Review: Armando Caruso (Blending Brush & Angled Shading Brush)


Sebenernya aku ini anak jari banget sih. Jadi selama ini make up tuh ya ngandelin jari aja, termasuk bebikinan eye makeup buat foto-foto instagram. Pertama, karena jari itu lebih enak diaturnya. Kedua, harga makeup brush yang bagus lebih muahal dari gincu sebiji. Ya jelaslah aku mah mending beli gincu :))

Tapi ada satu yang wajib aku punya meskipun harganya selangit: blending brush. Karena yakali ngeblend pakai jari mah, pegel dan malah jadi blentang blentong gak karuan. Pas banget Sociolla freebies bulan kemaren dapetnya blending brush, dan brandnya termasuk baru buat aku. Pertama kalinya nyobain: Armando Caruso.

Menjaga Cahaya Langit Alpheratz


Ada kalanya hidup terasa menjebak. Kita dihadapkan pada kenyataan yang tak pernah kita pilih. Mimpi-mimpi yang harus berhenti jauh sebelum titik capainya. Dijatuhkan saat baru belajar terbang. Bahkan hati yang terpaksa patah tanpa pernah tau di mana mendapatkan perekatnya kembali.

Ada saatnya hidup terlalu membahagiakan. Kita dicemplungkan dalam jurang rezeki yang seolah-olah tak punya tepi. Hal-hal terbaik yang datang serba tau-tau. Harapan-harapan yang dikabulkan serba tepat. Kesempatan bagus yang tinggal hap. Semua berjalan sesuai doanya, sesuai apa yang kita rapalkan dalam katupan tangan semalaman meminta.

Di saat-saat seperti itu, biasanya aku memandang ke langit. Tempat sangat luas itu, adalah tempat aku pulang sejauh-jauhnya aku 'pergi'.

Sore yang Bahagia di Quattro Cafe Purwokerto


Punya kesempatan dolan bareng mbak Olipe, langsunglah aku nodong buat ngafe bareng. Siapa coba yang enggak kenal dia? Blogger paling hits se-Purwokerto raya. Saban googling tentang cafe di Purwokerto, pasti tulisan dia yang bertengger di halaman pertama google. Iya, sehits itu.

Sore itu, aku gak mau buang kesempatan emas. Sepulang kami dari Purbalingga, aku minta diajak buka puasa di cafe yang sepi tapi asik. Ya bulan puasa gitu, asal melipir ke restoran sama aja ngerapel sahur namanya. Pasti penuh bejubel dan dapet makanannya nanti kalo udah pingsan. Mbak Olipe langsung setuju, dia tanpa babibu tancap gas ke cafe yang sesuai permintaanku. Cenderung sepi tapi asik. Yiha!