Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Kopdar Blogger JNE, dan Pertanyaan-Pertanyaan yang Tertinggal


Selama kegiatan kopdar blogger JNE di 4 kota kemarin, aku banyak dapat pertanyaan dari temen-temen blogger mengenai creative content. Beberapa pertanyaan cukup bikin aku gelagapan karena mungkin ekspetasi mereka terlalu tinggi, ilmuku soal konten kreatif belum sampai segitunya tau. Jadi aku jawab asbun aja biar keliatan pinter bhahahaha engga ding, aku coba jawab sebisanya semoga memuaskan ya.

Dan dari banyak pertanyaan itu, ada beberapa yang menurutku menarik juga penting. Jadi aku tulis ulang di sini lengkap dengan jawabanku waktu itu. Sebenernya mau nulis jawabannya Haykal juga tapi aku takut ada yang meleset. Ini aku tambahin sedikit-sedikit sebagai pelengkap dan penyempurna. Siapa tau bermanfaat buat temen-temen yang waktu itu enggak sempat atau engga bisa dateng atau pengin dateng tapi gimana acaranya di Bogor situ tinggalnya di Zimbabwe.


**

1. Pungky, gimana caranya bisa rutin bikin konten sementara kamu ibu rumah tangga dan punya anak balita?

Pertanyaan dari Mas Rinaldy di Surabaya, Teh Tian di Bandung, lupa siapa di Batam. Ini pertanyaan legendaris, tiap kota ada yang nanya. haha

Jawab:

Buat aku, bikin konten itu bukan masalah sempat atau nggak sempat. Tapi mau atau nggak mau. Karena selama kita masih punya waktu buat sekrol-sekrol facebook, baca-baca status orang, nge-next IG stories, atau ngepoin akun-akun artis, berarti kita masih punya waktu luang! Atau seharian itu kita masih sempet apdet status facebook dua kali, sempet bikin boomerang kepala goyang di instagram, masih bisa baca-baca resep di cookpad, punya waktu buat nyepam love di IG, itu sama dengan kita punya waktu buat bikin konten.

Tapi, mau atau enggak?

Masalahnya bukan soal sempetnya, tapi melawan rasa mager itu yang susahnya bagai melupakan mantan terindah. Apalagi kalau anak udah mandi, udah cakep, masak udah beres, cucian rampung, trus anak asik main sendiri, itu rasanya kasur manggil-manggil terus buat gegoleran gabut yakan. Duduk selonjor di sebelah anak main, sambil pegang hape, ya udah aja cuma sekrol-sekrol instagram sama facebook. 

Dan itu yang aku lawan setiap hari! Beneran aku lawan, karena mager memang adiktif. Waktu untuk leyeh-leyeh aku pakai buat bikin konten. Buat motret, buat nulis, buat edit foto, buat bikin video, dan itu sama sekali enggak gampang. Kerjaan ibu rumah tangga nggak ada abisnya kan, jadi sekalinya punya waktu luang, panggilan buat bermalas-malasan itu kuat banget. Tapi kalau diikutin terus, aku nggak akan ngapa-ngapain, kalah sama males dan konten cuma jadi rencana. Ayo, buibu, bangun dari lantai dingin itu, mari makaryo! 💪😸

2. Semua orang bicara niche, untuk jadi kreator yang cepet dikenal, kita harus punya niche sebagai personal branding. Tapi kak Pungky ini semua-semua ada di blognya, gimana membangun personal branding-nya? 

Pertanyaan dari Shafira di Bandung.

Jawab:

Woini! Hahahaha. Niche ku adalah tidak punya niche! 😂😂😂

Blog aku yang ini, itu beneran apa aja ditulis. Palugada deh, apa lu kata gue ada. Dari review gincu, sampe tentang mesin mobil, ada! Dari susu bayi, bulu mata palsu, cerita perjalanan, sampe servis kulkas, ada. hahahahahaha tapi aku enggak pernah merasa minder sama itu. Aku memang pengin menulis semuanya dan aku nggak merasa salah. Kenapa harus minder cuma gara-gara nggak punya niche?


Gimana dong, hidupku kan enggak setiap waktu isinya cuma dandan dempul mendempul aja, enggak setiap saat cuma urus anak dengan jutaan teori parenting, enggak setiap hari isinya cuma traveling. Hidupku punya banyak cerita, punya banyak aktifitas yang menurutku seru, punya banyak sisi, punya banyak hal yang bisa dibagikan, jadi yaudahlah aku tulis aja semua-muanya muahahaha
 
Gimana membangun personal branding-nya?

Nggak tau hahahahahahahahaha. Aku sih yang penting tetap hadir sebagai Pungky di setiap konten, apapun itu. Mau review gincu atau review mesin mobil, aku tetap menulis sebagai orang yang sama. Aku menaruh diriku di setiap konten. Visual branding! ini juga penting. Jadi semua foto, video, dan tampilan sosial mediaku, punya tone yang mirip. Karena saat konten itu muncul di dunia maya, apapun yang dibahas, aku pengin orang kenal kalau itu yang bikin Pungky. Bukan Pevita Pearce apalagi Gal Gadot.

Apapun kontennya, aku tetap hadir sebagai Pungky yang cengengesan. Pungky yang seneng baper sama yang galau-galau, Pungky yang rada mesum, Pungky yang mulutnya asbun, Pungky yang banyak gaya, Pungky yang suka langit dan laut, Pungky yang fotonya terang dan blue-ish, Pungky yang segala-gala dibikin bokeh, Pungky yang di setiap foto selalu nyengir, Pungky yang ini, Pungky Prayitno kesayangan kalian. Sapa? 😏😏😏

Nanti rejekinya jadi seret gimana, agency dan company kan sekarang suka sama yang niche-niche gitu?

Alhamdulillah, tidak punya niche tidak membuat rejekiku dari konten berkurang sama sekali. Malah nambah terus, ada terus, Gusti kan Maha Baik.

3. Banyak blogger di luar sana yang kontennya bagus banget. Fotonya bagus, tulisannya bagus, videonya keren. Tapi mereka enggak terkenal, kesempatan bagus nggak datang ke mereka sesering ke mbak Pungky. Kenapa ya?

Pertanyaan dari Silviana di Surabaya.

Jawab:

Ini pertanyaan paling greget. haha

Satu, tau nggak sih, di hape aku, aku tergabung di sangat banyak grup baik whatsapp maupun line. Ada grup travel blogger, grup beauty blogger, tekno blogger, mama blogger, sampe youtuber, ada semua. Aku orangnya haus belajar sih, jadi beneran itu hape udah kayak blog aku, dari bahasan gincu sampe bumbu dapur, ada setiap hari. Lebih palugada dari palugada. Dan di grup-grup itu aku bukan cuma pasang nama, tapi beneran berusaha kenalan sama semuanya, ikutan ngobrol, berusaha jadi temen baik untuk semua orang apapun background-nya.

Selain karena dari mereka aku belajar sangat sangat banyak hal (aku belajar tentang foto beauty product dari grup beauty blogger, aku belajar nulis deskripsi tempat dari grup travel blogger, aku belajar gimana bikin video review gadget dari grup tekno blogger), juga karena nggak bisa dipungkiri mereka punya audience sendiri-sendiri. Dan berteman sama mereka, tentu sedikit banyak aku juga jadi berteman sama audience-nya. Memperluas lagi jaringanku.

Dua, dalam berhubungan sama pihak yang butuh jasa blogku (baik agensi atau company), aku enggak suka hubungan yang kerja banget lalu udah. Beberapa anak agensi yang dulu menghubungi aku untuk kerjasama, sekarang banyak yang jadi temen deket. Kami wasapan, curhat-curhatan, kadang bikin project bareng, walaupun udah selesai kerjasama. Ya itu, aku nggak suka yang kaku-kaku. Jadi kalau ada kerjasama datang ke email, biasanya orangnya aku ajak wasapan. Trus kami ngobrol kayak teman, biar dia enjoy kerjanya nggak spaneng, juga biar aku dapet temen baru lagi.



Jangan apa-apa diitung pake duit. Ini juga aku pegang banget dalam bekerja sama dengan pihak sponsor blog. Kadang temen-temen agensi dikejar target tapi budgetnya tipis, kalau aku udah kenal baik dan tau dia gimana, ya aku bantu walaupun rate-nya jauh di bawah rate-ku. Bahkan kalau mereka perlu bantuan di luar urusan blog, dan aku bisa bantu, ya berusaha aja bantu sebisanya. Nggak mentang-mentang mereka sponsor dan aku blogger, lalu hubungan jadi duit duit dan duit. Tapi enggak semuanya sih begini, karena banyak yang nggak bisa diajak berhubungan baik jadi aku juga males berbaik-baik HAHAHA

Alhamdulillah kalo ada yang bilang rejeki dan kesempatanku di dunia blog itu bagus. Aku orang yang percaya kalau kesempatan dan rejeki, banyak datang karena silaturahmi. Karena jaringan, karena hubungan baik. Gimana bisa dapat kesempatan bagus kalau nggak kenal siapa-siapa, siapa yang mau kasih?

Tiga, jadilah sales untuk konten sendiri. Konten bagusnya kayak apa kalau nggak disebarluasin ya siapa yang mau liat? Aku sampe pernah ambil kelas digital marketing lho, buat kerjaan sih waktu itu, tapi sekarang akhirnya kepake buat blog. Belajar soal optimasi sosmed, SEO sederhana, ikutin terus tren terkini di dunia maya, dan jangan malu buat belajar sama yang lebih muda. Karena gimanapun, kadang mereka lebih melek hal-hal baru di saat aku sibuk jemurin baju dan nenenin anak. haha

**

Wauw, baru tiga pertanyaan tapi udah panjang. Pantesan ya waktu acara itu aku ngomong sampe berbusa, dasar pungky banyak ngemeng banget ahahahaha. Sebenernya masih ada beberapa pertanyaan bagus lagi yang pengin aku bahas tapi nanti kalian nggak ngos-ngosan bacanya. ehehe bilang aja males nulisnya 🙈🙈

Salah tiga pertanyaan bagus lagi. Dari mba Anna di Surabaya, "Pungky suka nulis yang kontroversial di blog Sujiwo.com, apa dan gimana filternya?". Satu lagi dari mba Cahaya di Batam, "Tentang job yang enggak sejalan sama blog dan prinsip, apa Pungky berani menolak?". Trus dari mba Ida di Bandung, "Saat Pungky review produk, gimana prosesnya dari barang diantar kurir JNE, sampai tayang di blog dan sosmed?" Dibahas di tulisan lagi apa enggak usah nih? :D


Purwokerto, jam 1 siang belom mandi, Juli 2017

Atau barangkali ada pembaca yang mau nanya juga soal konten kreatif di balik blog-blog aku? Apapun boleh, kalau pertanyaannya nggak susah-susah amat, insya Allah aku jawab di postingan selanjutnya. Kalau pertanyaannya susah dan aku gak tau ya mon maap, tau sendiri aku kan pinternya pencitraan doang bhahahahaha. Tulis di komen aja ya pertanyaannya! ;)


4 komentar

  1. belajar teruuuuus dari Neng Pungky :)...tanpa niche pun bisa teuteup eksis yaaaa

    BalasHapus
  2. baca ini berasa ada yang neriakin "ayooo nuliiiss jangan sosmed an ae " hahaha tengkyu mbak pungky. selalu betah nongkrong disini

    BalasHapus
  3. Belajar banyak darimu pung,kamu keren!!!!

    BalasHapus
  4. Oh GOD! Baiklah aku akan bangkit dari kasur empukku, ayok bikin konten! Haha makasihh mba punky udah kasih semangaatt, hidup emak2!

    BalasHapus