Gambir, Agustus 2008 |
Seharusnya dulu kamu bilang sama aku, bahwa langkah pertama
kita, tidak akan berakhir di titik yang sama. Kamu bilang sama aku untuk
mengemas semuanya. Semuanya! Jadi sekarang aku enggak ribut minta balik untuk
sekedar mungutin hal kecil di tempat yang jaraknya berjuta-juta mil jauh di
belakang. Hal kecil yang menurut kamu remeh tapi buatku berharga. Hal kecil
yang kamu anggap sampah, tapi kalau mereka ikut, senyumku sepanjang kepergian enggak akan berseling sesungukan kayak sekarang.
Ini sakit, tau!
Aku kepingin pulang. Kenapa sih dulu kamu enggak bilang,
kalau kamu, mengantar aku pada jalan yang gak pernah bertakdir dengan pulang?
Kenapa? Janjinya kan kita cuma pergi sebentar. Cuma sebentar! Kamu waktu itu
bohong? Kamu jahat.
Kepergian kita jadi enggak istimewa lagi. Enggak. Aku kepingin
pulang. Kamu bisa gak sih bilang sama Tuhan? Bilang dong! Biar Dia aja yang
belokin pergi ini. Jadi pelan-pelan,
Menuju pulang.
Purwokerto, Juni, 6 tahun setelahnya.
Duh ini aku banget deh.. si dia juga dalam perjalanan pulang. Namun sedang mengalami hambatan. Semoga Tuhan membantunya untuk menemukan jalan pulang secepatnya..
BalasHapusIni sakit, tau!
Maksudnya apa ini. enggak ngerti. :))
BalasHapusSemoga cepet pulang deh yaa.. Hehehe.
cuma bisa tersenyum saja hehehe
BalasHapuswaduh belum jelas ne mbak maksudnya
BalasHapusapa ya ini maksudnya, ga paham
BalasHapusUntuk pergi yang tak bertakdir dengan pulang, bisa si mantan dan sekarang sayah sudah menikah, gak mungkin kaaan balik lagiiii...eaaaa... atau makanan yang dah dimakan gak mungkin menjadi bentuk yang sama dalam piring di awal iya kaaaan ***makmil sok teu
BalasHapusWaktu...
BalasHapusaku gak ngerti pung
BalasHapuskok ngambang gini...tapi kau pengen pulang ya..sini aku antar..ahahaha
BalasHapus