Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Untuk Pergi yang Tidak Bertakdir dengan Pulang



Gambir, Agustus 2008


Seharusnya dulu kamu bilang sama aku, bahwa langkah pertama kita, tidak akan berakhir di titik yang sama. Kamu bilang sama aku untuk mengemas semuanya. Semuanya! Jadi sekarang aku enggak ribut minta balik untuk sekedar mungutin hal kecil di tempat yang jaraknya berjuta-juta mil jauh di belakang. Hal kecil yang menurut kamu remeh tapi buatku berharga. Hal kecil yang kamu anggap sampah, tapi kalau mereka ikut, senyumku sepanjang kepergian enggak akan berseling sesungukan kayak sekarang.

Ini sakit, tau!

Aku kepingin pulang. Kenapa sih dulu kamu enggak bilang, kalau kamu, mengantar aku pada jalan yang gak pernah bertakdir dengan pulang? Kenapa? Janjinya kan kita cuma pergi sebentar. Cuma sebentar! Kamu waktu itu bohong? Kamu jahat. 

Kepergian kita jadi enggak istimewa lagi. Enggak. Aku kepingin pulang. Kamu bisa gak sih bilang sama Tuhan? Bilang dong! Biar Dia aja yang belokin pergi ini. Jadi pelan-pelan,

Menuju pulang.


Purwokerto, Juni, 6 tahun setelahnya.

9 komentar

  1. Duh ini aku banget deh.. si dia juga dalam perjalanan pulang. Namun sedang mengalami hambatan. Semoga Tuhan membantunya untuk menemukan jalan pulang secepatnya..

    Ini sakit, tau!

    BalasHapus
  2. Maksudnya apa ini. enggak ngerti. :))
    Semoga cepet pulang deh yaa.. Hehehe.

    BalasHapus
  3. cuma bisa tersenyum saja hehehe

    BalasHapus
  4. waduh belum jelas ne mbak maksudnya

    BalasHapus
  5. apa ya ini maksudnya, ga paham

    BalasHapus
  6. Untuk pergi yang tak bertakdir dengan pulang, bisa si mantan dan sekarang sayah sudah menikah, gak mungkin kaaan balik lagiiii...eaaaa... atau makanan yang dah dimakan gak mungkin menjadi bentuk yang sama dalam piring di awal iya kaaaan ***makmil sok teu

    BalasHapus
  7. kok ngambang gini...tapi kau pengen pulang ya..sini aku antar..ahahaha

    BalasHapus