Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang ASUS ExpertCenter D500SA dan Mimpi yang Terus Menggali


Dear Om Boy,

Hai Om, apa kabar hari ini? Terakhir kita bertukar pesan tadi sore ya? Eh, atau beberapa jam yang lalu? Om Boy, seperti biasa, aku mau cerita sama Om Boy. Biasanya kan aku nanya solusi yaa.. kali ini, aku cuma mau curhat aja. Rada panjang nih Om, siapin kopi sama pisang goreng dulu aja hehe

Tunggu tunggu, sebelum ini jadi panjang, aku mau bilang terimakasih dulu sama Om Boy. Blog Om Yahya (BOY), adalah jawaban untuk semua pertanyaanku tentang dunia teknologi. Yaa.. selain jawaban-jawaban lewat whatsapp karena Om Boy sebaik itu selalu meladeni kegaptekan aku :D

Om Boy..

Beberapa waktu lalu, aku duduk di teras rumah sambil menyandarkan kepala ke pundak kursi, menghela napas panjang lalu pelan-pelan menerima apa yang baru aja terjadi. Bulan Juni waktu itu, Covid-19 ikut menyikat nasibku telak; aku kehilangan pekerjaan. Tanpa aba-aba, aku tiba-tiba menjadi seorang pengangguran. Hidup tanpa penghasilan.

Gak ada perusahaan yang buka lowongan, semua orang sedang berlomba-lomba kehilangan. Semua orang sedang ramai nenteng lamaran. Hidup terus berjalan dan aku gak boleh terus diam.

Satu ruangan di rumahku ukuran 3x3 meter, Om. Biasa dipakai untuk kamar tamu, satu siang aku ketiduran di sana dan mencium aroma debu. Kamar ini sering nggak terpakai, sejak covid, aku jarang terima tamu menginap sekalipun keluarga. Cuma ada dua kamar di rumah ini, kalau kamar itu ubah fungsi, tidak ada tempat lagi untuk tamu ataupun keluarga yang datang menginap.

Tapi aroma debu siang itu menyergak isi kepalaku. Seorang digital marketing specialist yang sudah sembilan tahun nyemplung dari perusahaan ke perusahaan, yang pengalamannya sampai multinasional, yang setifikatnya lebih banyak dari surat cinta, berhari-hari itu hanya melewati dengan tidur siang dan pasrah sama keadaan.

Sama seperti kamar tamu itu, yang punya guna tapi aku biarkan kosong berdebu gitu aja. Dia dan kemampuan digital marketingku punya satu hal yang sama; menjadi sia-sia.

Aku tau Covid-19 mengalahkan kita semua, tapi kabar baik akan selalu ada untuk mereka yang berdoa dan berusaha. Siang itu, aku tau telah menemukan jalan untuk kembali hidup, untuk tetap berjuang walau sedang tidak baik-baik saja.

--

Om Boy pernah dengar lagu Coboy Junior yang viral di Tiktok? Liriknya begini, tak perlu tunggu hebat.. untuk berani memulai apa yang kamu impikan.

Aku nggak punya apa-apa, Om. Tapi aku cuma punya keberanian dan keyakinan untuk memulai apa yang aku impikan. Sembilan tahun pindah dari perusahaan ke perusahaan, Covid-19 menyadarkan aku bahwa sudah saatnya aku berdiri di kaki sendiri.

Om Boy tau, mobil satu-satunya yang aku punya, akhirnya aku relakan. Kendaraan yang selama ini menemani aku ke banyak tempat dan menyelesaikan banyak pekerjaan, aku ikhlaskan. Dia berubah jadi rupiah untuk aku membeli kamera baru, lampu studio, lensa, mic, dan beberapa printilan produksi konten lainnya. Aku nangis waktu itu, tapi inilah pengorbananku untuk mengawali hidup yang baru.

Aku punya dua orang teman, Om. Perempuan semua. Satu, adalah seorang videografer paruh waktu, desainer juga. Satunya, seorang talent dengan public speaking jos dan wajah yang good looking. Bareng mereka, aku memulai sebuah bisnis digital marketing untuk usaha-usaha kelas menengah. Separuh bisnis, separuhnya adalah janjiku pada diri sendiri untuk menolong mereka yang ikut disikat Corona. Digital marketing adalah salah satu jalan terbaik untuk berdagang di tengah pandemi.

Om Boy hari ini makan malam pakai apa? Di bulan-bulan itu, aku pernah cuma makan nasi pakai terasi bakar. Sehari sekali. Saking semua yang aku punya habis untuk membangun bisnis impian ini. Tapi aku enggak lapar, Om.. Dan aku udah enggak nangis lagi. Karena aku tau, laparku dan terasiku, akan berbuah manis suatu hari nanti. Selalu ada Tuhan di setiap mimpi dan doa yang diperjuangkan.

Aku singkat ya Om biar ndak terlalu panjang ceritanya. Sekarang kamar tamu itu sudah berubah jadi mini studio, tempat kami ngonten dan ‘ngantor’. Enggak, Om. Nggak kayak kantor-kantor start up itu, ini beneran cuma ruangan 3x3 meter yang kami pakai untuk produksi sekaligus kerja sehari-hari. Sekarang setiap tamu yang masuk ke kamar itu sudah bukan buat menginap, tapi buat berkarya. Bebikinan dan membangun impian.

Pelan-pelan, satu-satu, kami kedatangan orderan. Dari pembuatan iklan, social media maintenance, sampai KOL management. Aku juga sesekali kedatangan orang-orang yang datang Cuma untuk belajar. Biasanya mahasiswa, ada juga yang sesama pengangguran. Mau belajar Digital Marketing, supaya punya skill tambahan untuk siap terjun ke persaingan dunia kerja. Aku seneng Om ngajarin mereka, rasanya selalu ingat beberapa bulan lalu aku putus asa dan kehilangan daya. Sekarang aku dibutuhkan dan bantu ngelebarin jalan usaha orang-orang.

--

Om Boy, beryuskur sekali studio kecil kami sudah punya macam-macam, kecuali satu: PC Dekstop. Kami punya monitor, Om. BIasanya dipakai untuk preview hasil video, tapi nyambung ke laptop atau kamera. Masing-masing kami kerja dengan laptop masing-masing dan sering dibawa kemana-mana. Kami butuh dekstop yang bisa stay di studio untuk memudahkan kami mengontrol setiap pekerjaan.

Kalau boleh milih, aku pengin banget punya ASUS ExpertCenter D500SA. Sini Om duduk dulu.. Aku ceritain alesannya ya..

Satu, ASUS ExpertCenter D500SA ini kecil Om. Cocok banget sama studio kami yang cuma 3x3 meter. Dia ramping dan bisa diletakkan vertical maupun horizontal. Jadi pas banget tuh, kami enggak perlu pusing dalam penataan ruang kantor kami yang super mungil itu.

Karena ukuran dan beratnya yang compact, dia jadi ringan dan gampang untuk dipindah-pindah sama kami yang semuanya perempuan.Bahkan, kami bisa menaruh monitor di atasnya lho! Jadi nggak makan tempat deh. Tapi ya Om.. Walaupun kecil. Performanya dia nggak main-main lho.

Karena Dua, dia punya spesifikasi yang mumpuni untuk menunjang bisnis jaman sekarang. Era digital kan ya? Apalagi kami yang memang bermain di bisnis digital marketing. Dekstop kami enggak cuma untuk ngetik atau olah data, tapi juga untuk produksi konten dari mulai foto, desain. hingga video.

ASUS ExpertCenter D500SA kuat meladeni itu semua karena dia sudah pakai 10th Gen Intel® Core™ processor dengan 64 GB DDR4 RAM dan SSD DUA TERA!!! DUA TERA!!!. Siap untuk kerja bareng software-software editing kami yang serba berat.Tenang, Om, nggak akan panas kok. Soalnya..

Tiga, dia sudah menggunakan system pendingin yang isolated air chambers for PC’s main heat generators. Jadi, enggak ada tuh acara panas, bahkan di performa tertingginya. Hati boleh panas ya Om, tapi PC ASUS ExpertCenter D500SA harus tetap dingin :D

Eh udah yang ke berapa ya aku lupa, empat ya?

Alasan ke empat ya Om.. ASUS ExpertCenter D500SA ini dibekali ports yang siap untuk meladeni bisnis digital kayak punyaku. Dia bahkan dilengkapi microphone port, headphone port, audio jack, delapan USB port yang empat di antaranya adalah USB 3.2! Jadi saat bebikinan konten, enggak ada tuh acara rebutan buat transfer data dengan kecepatan tinggi.


Lima, kami semua kan perempuan ya Om, agak asing sama urusan bongkar-bongkar mesin. Nah, tapi, si ASUS ExpertCenter D500SA ini memudahkan banget karena dia bisa dibuka tutup dengan tanpa alat bantu! Bahkan ya Om.. HDD dan ODD nya bisa dilepas pasang dengan jari. Jadi walaupun kami perempuan semua, kami tetap bisa lepas pasang komponen sendiri dan enggak perlu manggil abang-abang servisan segala.

Selain itu, aku pilih ASUS ExpertCenter D500SA ini, biar menghemat biaya. Bisnis rumahan kayak aku yang dibangun seorang ibu rumah tangga, rasanya aku nggak berani kalau alat-alatku ndak tahan lama. Aku butuh alat-alat yang kuat dihajar produksi bertahun-tahun.

Nah, Enam.. ASUS ExpertCenter D500SA ini kuat banget lho Om untuk penggunaan jangka panjang. Jadi, bisa meminimalisir Total Cost of Ownership. Selain itu, dia juga dilengkapi port-port kosong, yang siap dipasangi komponen di masa depan. Jadi, saat nanti dunia desktop sudah upgrade lagi, aku enggak khawatir Karena desktop sudah menyiapkan rumahnya.

Oiya Om. Bisnisku ini belum punya manager, enggak punya juga IT staff. Padahal, aku harus sering mengontrol pekerjaan teman-teman, sedangkan kami setiap hari dipepet deadline yang padat. Kadang nggak ada satupun orang di studio, semuanya berangkat ke klien masing-masing dan produksi konten on site. Aduh itu susah banget ngontrolnya.

Tapi enggak dong kalau punya ASUS ExpertCenter D500SA. Dia sudah dilengkapi dengan ASUS Control Center dan ASUS Bussiness Manager. Dengan perangkat lunak ini, aku bisa memantau pekerjaan teman-teman sekaligus memastikan hardware dan software yang mereka pakai, bekerja dengan optimal. Aku juga bisa menyusun jadwal pekerjaan, mengatur timeline, tanpa perlu sering-sering tatap muka dengan mereka. Aku bisa lakukan semuanya dengan ASUS Control Center dan ASUS Bussiness Manager.

--

Om Boy yang baik, aku enggak pernah sesemangat ini menulis sesuatu. Rasanya kayak membayangkan ada desktop impian yang siap menemani bisnis impian yang aku bangun. Eh, sudah bukan impian ding, sudah berjalan pelan-pelan.

Oiya aku belum cerita yaa. Kami namanya PIDIPAP Digital Lab. Logonya, gambar wombat. Tikus tanah Australia yang suka menggali. Karena aku selalu mengamini kata Dewi Lestari..

Diam-diam, pelan-pelan, teruslah menggali..






2 komentar

  1. Waaa iya juga ya, kadang2 aku malas berhubungan sm servis2 karena aku susah memahami fungsi2 di dlm pc :)). jadi bener juga klo uda ada sepaket yg canggih, ya udah itu aja yg dipilih. not because a woman can't understand technology, kalo ada yg ahli ya serahkan saja ^^

    ayo joget lageee!

    BalasHapus
  2. Semangat Pungky, Insya Allah ada jalannya ya untuk sukses.. Go go Girlfriend!

    BalasHapus