Surga Tersembunyi di Baturaden

Jalan-jalan ke Purwokerto, biasanya nempel banget sama Baturaden dan nyicip tempe mendoan. Dua hal yang kata orang, Purwokerto banget. Biasanya, orang-orang akan mengunjungi lokawisata Baturaden dan sekedar main air di curugnya. Padahal, ada surga tersembunyi yang super sayang banget kalau dilewatkan. Namanya, Pancuran Pitu (pancuran tujuh).

Pancuran Pitu adalah salah satu objek wisata alam yang masih berada di kawasan Baturaden, berupa sumber air panas yang turun langsung dari Gunung Slamet melalui tujuh saluran (pancuran). Air hangat yang keluar, konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan menghilangkan pegal-pegal serta nyeri otot. Beberapa masyarakat juga masih memercayai adanya kekuatan magis dalam air tersebut jika digunakan pada malam-malam tertentu. Makanya, setiap malam selasa kliwon, kawasan Pancuran Pitu diramaikan oleh mbak-mbak PSK dari lokalisasi Gang Sadar yang mandi biar semakin cantik dan menggoda. Jadi, kalau mau main air panas sekalian ngintip bidadari, ya monggo ke sana pas malam selasa kliwon. Awas bidadarinya ketuker sama kunti ya :))

Nah, tapi, aku gak akan bahas soal Pancuran Pitu nya. Selain mboseni, juga karena buat aku, gak menarik-menarik amat. Cuma air panas keluar dari pancuran tujuh biji. Gak asik.

Kalau mau yang sedikit beda, dari Pancuran Pitu ada tangga kecil menuju ke bawah. Tangganya gak begitu kelihatan, jadi harus merhatiin sekitar ya.. Lumayan pegel sih naik turunnya karena terjal banget. Tapi, sampai di bawah kita akan disambut oleh surga kecil yang asik buat main seharian. Tebing kecil berwarna cokelat belerang yang menerjunkan air hangat dari atas. Indahnya, wuiiiih, banget! Main air di situ, serasa main air di kayangan :D

 

 

Tapi, main ke sini, belum sempurna surganya kalau gak nyicip pijat belerang. Di sana sudah menunggu jejeran bapak-bapak yang menawarkan jasa ini. Murah! Cuma 25ribu untuk pijat satu badan. Dan gak cuma pijat lho, namanya pijat belerang, ya sekalian dilulur belerang alami. Belerangnya gak dikemas ala lulur modern, tapi ditaruh di ember dan bentuknya mirip-mirip kotoran manusia. Cokelat lembek-lembek gitu. Muahahahaha. Kalau mau luluran di rumah juga bisa, belerangnya ada yang dijual kemasan plastik. Satu kemasan cuma 1.000 rupiah, cukup buat lulurin badan sampai daki ngelotok dan panu kadas kurap sembuh :))

 

 

Yang paling asyik, adalah bilas setelah pijat. Bilasnya gak di kamar mandi, tapi langsung di bawah tebing yang mengaliri air dari Pancuran Pitu itu. Airnya masih hangat! Ya gak tau ya di atas sana siapa aja yang abis cuci kaki atau numpang cuci panu, tapi namanya udah lewat bebatuan dan tanah, jadi turun ke bawah airnya udah jernih lagi. Hahahahaha *direndem*

Serunya jangan ditanya. Mandi langsung di bawah tebing ini, bikin gak mau pulang! Abis dipijet sambil dilulur belerang, trus kucuran air hangat di bawah tebing. Beuh, lewat deh nikmatnya ngintipin bidadari selasa kliwon :))

Oiya, di depan tebing ini, menghampar luas pepohonan dan air terjun kecil. Surgane pol! Selesai mandi air hangat, bisa numpang ganti baju di warung dekat tebing. Sambil nunggu giliran ganti baju karena biliknya cuma satu, bisa isi perut dulu karena di warung itu sedia mendoan panas lengkap dengan teh manis atau kopi. Surgaaaaaa :D

Menuju ke Pancuran Pitu, cukup dengan naik kendaraan 2,5 km dari lokawisata Baturaden. Kalau mau jalan kaki biar petualang banget, bisa. Jalan aja mengikuti anak panah dari dalam lokawisata. Jauh? Ya 2,5 km itulah. Sebenernya deket ya.. tapi, kalau jalan dari lokawisata, medannya itu lumayan bikin sakit hati. Harus melewati hutan super-krik dan jalan penuh batu, nanjak pula! Kalau sial kayak aku, bisa sekalian menikmati dikejar tawon dengan medan nanjak. Lumayan deh, wisata olah raga, ngibrit di tengah hutan :))

Kalau naik kendaraan, lewat jalur di luar lokawisata. Muter sih, tapi ya deket lah naik kendaraan mah. Setelah beli tiket masuk, masih tetap harus jalan kaki melewati puluhan anak tangga sebelum berjumpa dengan Pancuran Pitu. Eits, sebelumnya disambut dulu dengan jejeran pedagang kaos dan oleh-oleh khas Baturaden. Tiket masuknya 8.000/orang. Kalau rasanya mahal, bisa masuk lewat jalan setapak yang tembusnya di tebing surga tadi. Rute awalnya dari Curug Gede yang berada jauh di bawah kawasan lokawisata. Parkir kendaraan di rumah warga, lalu jalan kaki melewati hutan, sungai, jembatan, dan pemukiman warga. Sebenernya ini jalur buat pedagang dan bapak-bapak pijet tadi pulang pergi, tapi, siapa tau pengen petualangan yang lebih seru, jalur belakang ini wajib dicoba!

Main ke Baturraden? Main ke surganya juga ya! ;)

---