Kebun tembok, mendaur ulang botol plastik bekas menjadi media tanam. |
Lalu masih adakah semangat
konservasi? Bersisakah di hati masing-masing kita, tekad membuat semesta ini
tetap lestari?
---
Semacam mendapat angin segar, saat membaca visi, misi dan nilai-nilai The Nature Conservancy Program Indonesia. Bahwa masih, masih ada anak manusia yang mencintai bumi
dengan sungguh. The Nature Conservancy Program Indonesia merupakan organisasi konservasi yang
telah bekerja untuk bumi Indonesia selama 22 tahun. Menerbangkan misi melestarikan
daratan dan perairan Indonesia karena negeri ini, adalah Tanah Air. Telah berdiri
dan bergerak di 30 negara, selama puluhan tahun, The Nature Conservacy adalah harapan
untuk kelestarian lingkungan di masa depan. Konservasi dengan hati.
Pada kesempatan lain, organisasi ini melempar sebuah tantangan
menarik, mengajak orang-orang untuk menjabarkan resolusi
hijau masing-masing.
Resolusi Hijau?
Aku bukan orang yang suka menetapkan target-target untuk
dikejar sendiri. Tapi, aku ini pemimpi kelas kakap. Kalau resolusi ini bisa
sama dengan mimpi, maka inilah mimpi-mimpiku untuk bumi. Resolusiku untuk tanah
dan air tempat aku hidup, menghidupi dan dihidupi.
---
Tahun 2011, aku pernah menantang diri sendiri untuk membuat
kampanye hijau lewat blog. Aku beri nama 26 Minggu Cinta Bumi Ala Pungky. Marathon tulisan sebanyak 26 kali, dalam rangka promosi gaya hidup cinta
bumi ala remaja. Dengan bahasa penulisan yang masih acak-acakan dan teori-teori hijau
seadanya, aku mencoba mengajak orang untuk bergaya hidup hijau dengan cara
paling sederhana sekaligus seru.
2011, promosi gaya hidup cinta bumi ala remaja. Salah satunya dengan merombak kaos bekas jadi kaos kampanye hijau :D |
Tahun 2012, aku jadi ibu. Tantangan berubah menjadi
memaksakan diri sendiri untuk menerapkan green parent. Green parent? Yap, aku
menyebutnya begitu. Gaya hidup hijau ala orang tua muda. Simpel, aku dan suami hanya
melakukan apa yang sanggup kami lakukan. Seperti menggunakan cloth diaper
sebagai pengganti popok sekali pakai, mengurangi pemakaian tisu basah pada
anak, setop penggunaan pelembut pakaian untuk baju-baju anak, dan mengurangi
konsumsi makanan bayi kemasan.
Nah, tahun 2014 kemarin, adalah tahunku yang paling hijau. Bersama
tekad dan kerja keras, aku berhasil mewujudkan pertanian FAITH (Food Always In
The Home). Kali itu, aku menantang diri untuk menjadi petani rumahan. Sambil
menguarkan sebuah tagline “Grow your own food on your on yard” di berbagai lini
sosial media yang aku punya. Aku melakukannya dari nol, dari buta sama sekali
soal tanam menanam. Belanja perlengkapan tani sederhana, beli benih, mengolah
tanah, cari tau banyak banyak soal aneka jenis tanaman, belajar tentang pemupukan,
sampai mengolah barang-barang bekas menjadi media tanam supaya bisa tetap
berkebun, sekalipun di lahan sempit.
Dulu, sebelum jadi petani rumahan, aku selalu menganggap
bahwa gaya hidup hijau adalah awal dari semangat bertani di rumah. Ternyata aku
salah, semangat konservasi, justru lahir bersamaan dengan perjalanan aku
menjadi petani rumahan.
Terjun dulu, baru tau.
Terjun dulu, baru tau.
Berkebun membuat aku belajar menjaga
tanah baik-baik karena aku selalu ingin tanaman-tanamanku tumbuh subur. Geram
rasanya kalau lagi mencangkul, tiba-tiba menemukan sampah plastik atau styrofoam.
Sungguh, bikin acara gali tanah jadi lama dan melelahkan. Belum lagi rasa marah
dan kecewa karena beberapa tumbuhanku layu. Setelah tanahnya dibongkar,
ternyata banyak sampah besi dan pipa bekas.
Aku jadi belajar menjaga tanah karena aku sadar, aku butuh
tanah. Mengurangi pemakaian plastik dengan selalu membawa reusable bag, melarang keras diri
sendiri untuk membuang sampah sembarangan, memisahkan sampah organik dan
anorganik sejak dari rumah, sampai memastikan seluruh keluarga tidak membuang air
limbah sembarangan. Berkebun, membuat aku belajar mencintai tanah.
Reusable bag nya bikin sendiri lho, pakai tas bekas. Hihihi :D |
Lewat berkebun, aku juga belajar menghemat pemakaian air.
Bulan pertama aku menjadi petani rumahan, tagihan rekening airku membengkak dua
kali lipat. Saat itu musim panas, dan aku harus menyirami tanaman dua kali
sehari. Tanamanku butuh air.
Perlahan tapi mantap, aku mulai cari tau soal daur ulang air limbah skala rumah. Menampung air bekas yang belum terkena zat
kimia (bekas cucian beras, sayur, atau sisa rebusan makanan), lalu
menggunakannya kembali untuk menyiram tanaman. Keharusan berbagi air dengan
para tanaman, membuat aku dan keluarga mengerti mengapa kami harus menghemat
pemakaian air. Berkebun, membuat aku belajar mencintai air.
Air limbah yang belum tercampur zat kimia, ditampung di botol-botol lalu digunakan kembali untuk menyiram tanaman. Lihat! Jagoanku ikut berkebun lho :D |
Lebih dari itu semua, berkebun di rumah membuat aku memiliki
hubungan yang lebih intim dengan alam. Melihat pasukan kepik atau burung kecil
mampir ke kebunku, adalah hal indah yang menjagaku dari perbuatan semena-mena
terhadap lingkungan. Panen besar lalu makan sayur dari halaman rumah sendiri,
adalah syukur yang tak henti pada semesta. Alam sebegitu rela membagi apa yang
ia punya pada kita, sudahkah kita membalasnya? Minimal dengan berdampingan
tanpa menyakiti.
Tanaman cabai dan tamu kepik :) |
Berhenti di situ? Tidak. Semangat mencintai bumi karena
berkebun ternyata mampu merubah hari-hariku. Dari kebiasaan, perilaku, sampai
gaya hidup. Kemanapun aku pergi, aku jadi lebih peka terhadap bumi. Dimanapun
aku berada, aku tetap berusaha menjaga tanah, air, tumbuhan, dan hewan. Alam.
Tahun 2015 ini, aku bermimpi untuk membangun pertanian
rumahan yang lebih besar. Sambil mempromosikan gaya berkebun ini melalui sosial
media yang lebih luas. Pertanian sederhana yang dengan sendirinya, mengajak banyak
orang untuk ikut, menginjakan kaki serta hati ke bumi. Agar bukan cuma aku yang
tau rasanya, kalau bersinergi bersama alam itu indah dan menyenangkan.
Dalam tataran profesional, The Nature Conservacy menyebarkan
semangat konservasi selama puluhan tahun ke puluhan negara. Pada level pribadi,
mari mengobarkan semangat konservasi, dari rumah sendiri.
Diaaminin impian 2015nya ^^
BalasHapusMakasih mamak cucuth muah! :*
HapusGa ada impian ngasih adek jiwo :"p
BalasHapusbalessss dong yang ini gimana sehhh :P
HapusSemoga bisa terus menghijaukan bumi mak, gutlak :)
BalasHapusAmiin.. Goodluck juga untukmu, mak :)
Hapusaaaakkkk...aku kena racun FAITH
BalasHapusAhahaha ini racun bukan sembarang racuuun :D
Hapusseberapa hebat perjalanan seseorang dimulai dari titik nol,, yaitu rumah sendiri.. lalu berbagi dan menikmati kesenangan cinta Tanah Air.. semangat! mantap..
BalasHapusAaaaah, tumben lo bisa puitis begini, net xD
Hapussemoga semangat berkebun di rumah sendirinya bisa menular ke tetangga2 satu kampung,amiin.. :)
BalasHapusAmiiiinnn... Semoga ya mak ^_^
Hapussemoga bisa menyebarkan cinta hidup hijaunya, maak :))
BalasHapusAmiiin.. Hayuk mak berkebun ^_^
Hapusbisa menjadi contoh untk yang lainnya
BalasHapussalam kenal yaaa
Semoga :)
HapusSalam kenal juga :D
Salut banget sama semangatmu itu, Pungky
BalasHapusSemangat ngerusuh dan ngerecok ya? hihihihi
Hapussukses untuk berkebunnya ya,doakan semoga suatu hari bisa metik cabe di purwokerto,nyeklus sambil makan mendoan asik kayaknya^^
BalasHapusKapanpun dirimu kesini, pasti aku sediain mendoan dan cengis segar :D
HapusSuka banget liat tanaman cabe mu pung
BalasHapusLiat yang punya seneng juga gak? ting ting ting
Hapussemoga tercapai impiannya mak :)
BalasHapusAmiin... makasih banget mak ^_^
HapusInspiratif sekali Pungky! bisa jadi ide bagus untuk di rumah nih. :)
BalasHapusWah, makasih udah mampir, mas.. Semoga bermanfaat ya :D
HapusFAITH FAITH FAITH......teruskan, lanjutkan, sebarkan mak pung :)
BalasHapusDoakan aku konsisten ya mak! ;)
Hapuskeren mba! jujur aku belum bisa nih. malahan aku sekarang buka usaha printing limbah kertasnya banyak, dan belum bisa mendaur ulangnya -__- tapi sejauh ini aku masih mengumpulkan limbah2nya di plastik besar, berharap suatu hari menemukan cara untuk bisa mendaur ulangnya.
BalasHapusPaling bagus memang di daur ulang sendiri, tapi kalau ribet, tabungkan saja ke bank sampah :D
HapusWah lagi ketularan mau ikut-ikutan FAITH nih. Yosh!
BalasHapusSerioooos? Gue tunggu postingannya yak :D
HapusAyo Mak Kandi lanjutkan, moga tetangga2 nya se RT se RW se Desa pada ikutan juga, jadi hijau deh
BalasHapusAmiiin doakan lancar ya mak.. semoga banyak yang ketularan :D
Hapuspemimpi kelas kakap itu keren..
BalasHapuswah keren banget mak Grow your own food on your on yard”...inspiratif...semoga kebunnya terus subur, dan bikin dapur ngebul ya mak..Aamiin
BalasHapusWhuah keren banget mak!
BalasHapusWaduuuh....benar2 hijau food gardennya mak Pungky.(bikin iri)...
BalasHapusSi bunda ini kl pelihara pohon gak pernah panjang umur, wong baru dideketin aja, pohonnya layu en mati....hahhahaahaa....
Salut dgn semangatnya....
Salam
Salut...hari gini msh ada emak2 yg peduli menghijaukn lingkungan...slm sukses mak
BalasHapusPake air yg bekas cuci sayur y. Bener jg. Buat menyiram2... thx ide nya punk...
BalasHapusPuuunggg...sini dong bantu aq siramin kebunku yg bikin pegel nyapu daunnya inih :D :D
BalasHapusPersistensimu memang layak diacungi jempol, tipikal anak muda yg tau mau jalan kemana *malah komen kayak juri lomba pencarian bakat :D :D
Tadi aku belanja trus heran karena label green dicap di tas kresek Indomaret. Pikirku, wah ini asal stempel aja. Etapi setelah aku perhatikan ada tulisan "tas ini dapat hancur dengan sendirinya". Coba perhatiin dan cek kebenarannya, emang skrg ada kresek yang bisa terurai?
BalasHapuskepiknya bagus :)))
BalasHapusHebat.. pungky... dulu pun aku rajin tanam sayuran.. seneng bgt pas panen... kacang panjang, bayam, kangkung, pokcay... tp cuma bbrp bulan aku nikmati itu...
BalasHapusTp skrg aku nggak tanam lagi...
Kena wabah tikus... tanaman baru bbrp senti pasti habis dilahapnya...
Sampai skrg yg ada di rumahku hanya tanaman hias, itu nggak mereka makan
Pungky tau kah solusinya?
Sedih, aku yg capek tanam, tikus yg makan... :(
Maap jd curcol nih... siapa tau Pungku ada solusi yah..
Aku pernah buatin kurungan kawat pun digigitin sama tikusnya.. :(:(:(
Keren banget :o jadi pengen,.. tapi belum puya rumah :D hehe
BalasHapus