"Ayo Pung, pasti kuat pasti kuat pasti kuat"
Aku terus bilang ke diri sendiri berulang kali, sambil terus nelen ludah, sambil keringet dingin, sambil merem, sambil lemah lunglai bagai tanaman toge baru keguyur ujan. Rasanya nyawa kayak udah di ujung kepala, bener-bener mau pingsan.
Sampai tiba-tiba kak Asnody, guide kami, melintas di sebelah kursiku. Enggak pakai nanti, aku langsung jerit minta kresek saat itu juga. Ini udah di ujung banget, nggak bisa entar. Kak Rere, yang kebetulan duduk di sebelahku, jiwa ibu-ibunya langsung bergelora. Dengan super-baik dia nawarin macem-macem supaya aku bertahan. Dari minyak kayu putih, tisu, permen sampai akhirnya sang penyelamatku; kresek.
Aku senderan ke jendela, merem sambil mikirin yang indah-indah biar lupa. Jangan ditanya heh mikirin siapa, pokoknya mah indah! Nggak bisa, kepala rasanya kayak lagi dijambak-jambak. Pusing dan beneran gliyengan, badanku mulai gemeteran dan saat tercemen akhirnya datang juga; isi perutku keluar semua. Beneran semuanya.