Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Ketemu Bajingan di Pasar Papringan



"Bajingannya satu ya bu.."

Aku menukar dua keping pring yang aku punya dengan daun pisang yang membentuk bungkusan. Sambil ngakak karena nggak kuasa menahan geli menyebut bajingan di depan seorang ibu sepuh, aku membuka pelan-pelan bajingan yang aku punya. Menikmati setiap gigitan sambil cengar cengir saru hahahaha

Kalau bukan karena Pasar Papringan Ngadiprono, aku nggak bakal tau di dunia ini ada makanan yang namanya Bajingan. Singkong berlumur gula jawa yang waktu aku post di snapgram kemarin, menuai banyak respon. Dari yang idih, sampe yang ketawa ngeledek tapi pengin icip. Kalean reaktif amat sih liat bajingan.


Pasar Papringan Ngadiprono, kayak namanya, tempat ini adalah hutan bambu yang disulap jadi pasar. Dalam bahasa jawa, pring berarti bambu, sedangkan papringan, berarti kumpulan rumpun bambu. Pasar unik ini adanya di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kedu, Kabupaten Temanggung. Dulunya, hutan bambu ini adalah tempat pembuangan sampah, lho. Sama seorang pemuda desa, Imam namanya, disulap jadi pasar wisata yang menyedot sampai 5000 pengunjung perhari.

Serunya lagi, rupiah nggak diterima di sini. Karena pasar ini punya mata uang sendiri yang namanya Pring, satu pring senilai 2ribu rupiah. Jadi sebelum transaksi, kita harus tuker rupiah dulu dengan pring, ada semacam money changer di beberapa titik di pasar ini. Pring yang sudah ditukar nggak bisa dikembalikan lagi ke rupiah, tapi, bisa dipakai lagi untuk transaksi di gelaran selanjutnya.





Banyak yang dijajakan di sini, dari mulai jajanan desa, mainan tradisional, hasil tani, sampai jasa pijat bawah pohon lengkap dengan fasilitas kasur dan ditonton ayam lewat. Panganan yang disuguhkan juga kebanyakan ala desa, kayak dawet ireng, manggut, gemblong, dan favoritku tentu aja, bajingan! :D 

Ada juga wahana adventure kayak tubing di sungai dekat situ, foto bareng penari tradisional, penjual marmut, bahkan cafe ala-ala, semua ada dan semua dibayar dengan pring. Ter-unik yang tertangkap kameraku, adalah bilik menyusui. Jadi abis mamak shopping shopping manjah, si dedek bisa nenen nenen geboy. Keren, ya? Bener-bener lengkap dan bhineka. 






Lihat foto pertama di tulisan ini? Foto aku yang senyumnya penuh kepalsuan itu lho hahahaha. Di tangan kiriku itu, tas belanja dari bambu yang aku beli seharga 2 pring. Karena pasar ini memang menerapkan konsep ramah lingkungan. Jadi, melarang penggunaan plastik, baik pengunjung maupun penjual. Makanan ya dibungkus daun pisang kayak klethikan di tangan kananku itu. Bahkan kalau kita beli kaos, dikasih gitu aja, tanpa plastik dan label. Dan salutnya, semua pedagang patuh dengan aturan main ini.

Nggak kalah keren, adalah dibangunnya playground dan taman baca di tengah pasar. Playgroundnya ala pring, tentu. Ayunan dan jungkat-jungkitnya, semua dari bambu. Disediakan juga permainan tradisional kayak enggrang, bahkan karet gelang! Iya, karet gelang disediakan di playground. Buat apa coba? Buat main lompat kareeeet :D

Dan di waktu-waktu tertentu, di tanah lapang di area playground, anak-anak desa setempat unjuk kebolehan dengan menari atau menampilkan kesenian tradisional lain. Enggak neko-neko, show yang aku tonton, hanya anak-anak berbaju main biasa, bawa kuda bohong dari batang pohon dengan muka dicoret-coret spidol. Sederhana, tapi terasa begitu ceria, guyub, dan hangat.




Pengin ke sini? Datanglah ke Temanggung, tempatnya memang di pelosok tapi terkenal kok! Di jalan raya, ada plang-plang yang kasih penunjuk arah. Banyak juga jasa ojek yang siap mengantar sampai pasar. Wong yang dari luar negeri aja pada nyampe, masa situ enggak. Etapi nggak bisa setiap hari, ya. Karena pasar ini hanya ada di minggu wage dan minggu pon. Jadi dalam sebulan, dia cuma digelar 2 hari aja.


Purwokerto, rindu makan bajingan, 24 November 2017

Andai hatimu dijual di sini, Bang, kurela menukar seluruh hidupku dengan Pring. Supaya bisa bawa pulang kamu.



11 komentar

  1. desanya masih asri banget.... ciri khas pedesaanya masih kental banget

    BalasHapus
  2. Saat di mana kita bilang "bajingan!" dg mantappp tanpa ada yg protes. Wkwkwkwk duh aku menyesal gak banyak jajan, dan blm nyobain bilik menyusui jg. *Eh 😂😂😂

    BalasHapus
  3. Waktu temanggung gak bisa liat yg beginian krn waktunya gak pas. Duh semoga klo ke sana lagi bisa ke pasar ini

    BalasHapus
  4. baca judulnya kirain serem2 gimana gitu.. gak taunya..
    aduhh.. liat makan2annya jadi laper..

    BalasHapus
  5. Unik..ya..Pring
    Beras nukar ma dolar he2

    BalasHapus
  6. hihi baru tau ada makanan yang namanya bajingan :D

    BalasHapus
  7. Andai hatimu dijual di sini, Bang, kurela menukar seluruh hidupku dengan Pring. Supaya bisa bawa pulang kamu.

    Hassseeeeeeeekkk :D

    BalasHapus
  8. kirain di yogyaaa.. udah mau cabs aja ke sana.
    Ternyataa..
    penasaran banget pengin ke sana :D

    BalasHapus
  9. Idenya kereen :D. Jd kayak bazaar yaa, pake uang sendiri gitu.. Ihh, pasti bakal aku datangin kalo bisa ksana.. Bajingan ini ternyata sering dibikin ama babysitterku pas aku kecil dulu. Dia org sana juga. Cm ga prnh ksh tau kalo itu namanya bajingan wkwkwkwk. Yaiyalah.. Mungkin dia takut, ntr dikira mama dia ngajarin bahasa ga bener ke aku hahahaha..

    BalasHapus