Pungky Prayitno @ 2013. Diberdayakan oleh Blogger.

Pergi dari Rutinitas ke Sandalwood Boutique Hotel Lembang, Sebuah Perayaan atas Waktu Luang


Ngerasa nggak sih, rutinitas itu kadang bikin kita pergi dari diri kita sendiri. Kesibukan yang kita lakoni setiap hari, menjauhkan kita dari rumah terdekat yang kita punya; diri sendiri. Sesepele kuku udah panjang dan kita nggak sadar, luka beset di sikut ketauannya pas udah kering, poni tau-tau udah nusuk mata, lagu kesukaan cuma jadi suara-suara di telinga tapi rasanya hambar, teh hangat jadi minuman setiap pagi yang hilang nikmatnya, atau parahnya, mimpi-mimpi yang kita susun ternyata sudah lewat masa berlakunya dan kita nggak terasa.

Kadang, kita butuh tempat terbaik untuk pergi dari rutinitas. Semacam perayaan atas waktu luang.

Belum lama, aku melakukannya di Sandalwood Boutique Hotel Lembang. Ide gila mbak Noe awalnya, yang ijig-ijig menyeret aku, Ali (adikku), dan Jose buat jalan-jalan ke Bandung. Kami lalu menyusun banyak rencana, yang intinya: bersenang-senang, pergi dari rutinitas. Kami akan eksplorasi Lembang, panen konten, nyicip kuliner ini itu, dan tentu saja wisata mantan mumpung di Bandung. Iya wisata mantan kalian nggak salah baca.

Tapi rencana tinggal rencana, ternyata, Sandalwood Boutique Hotel terlalu rumah untuk ditinggalkan. Tiga hari dua malam kami di sana, selama itu juga kami nggak kemana-kemana HAHAHAHA ngumplek aja di hotel kayak cucian kotor. Golar-goler, leyeh-leyeh, beneran keluar hotel tuh cuma sekali, makan bakso sore-sore itu juga cuma jalan kaki seselepetan. Sungguh semua rencana bubar jalan. Termasuk wisata mantan. Heu.

Hotel ini, dengan pohon pinus yang mengepung bangunannya, suasana yang ramah, ditambah udara dingin khas Lembang yang syahdu, sukses mengikat kami untuk nggak kemana-mana. 


Beneran mengikat banget, bahkan makan aja kami selalu di Savannah in Woodland, salah satu restoran yang dimiliki Sandalwood Boutique Hotel. Padahal ya, di sekitar hotel itu warung makan pabalatak. Bahkan modal jalan kaki dari lobby, kita udah bisa sampai ke sentra pengolahan susu khas Lembang.

Selain suasananya yang begitu rumah, ada satu lagi yang beneran sukses bikin kami nggak pergi-pergi. Hotel ini, setiap centinya adalah spot foto. Jadi jalan lima langkah, setop, pose, jepret. Jalan lagi lima langkah, setop lagi, pose lagi, jepret lagi. Begitu aja terus sampe suren.

Di sini, jiwa narsis Anda dijamin akan bergelora. Membara tak terbendung bagai semangat Bandung lautan api saking tiap langkah pengen pasang pose. Encok bukan masalah yang penting instagram dikasih makan demi feed yang indah dipandang. Bukan begitu, bosque?

Gilanya, hotel ini punya 30 kamar dan ketigapuluh-tigapuluhnya punya konsep yang beda-beda. Dari nuansa shabby chic, modern minimalis, wooden, ala-ala kamar princess, sampai kamar keluarga yang luas dan muat untuk 4 - 5 orang. Cocok untuk banyak keperluan, dari family staycation, nginep manja bareng temen-temen, reunian sahabat lama, outing kantor, sampai bulan madu. Bikin dedek di Lembang, cuacanya mendukung kan sist.





Fasilitasnya lengkap, butuh apa? Peralatan mandi, ada. Hairdryer, ada. Slipper, ada. Bathrobe, ada. Handuk bersih, ada. Mini bar (teh, kopi, gula, dan pemanas air), ada. Air mineral, ada. Wifi, kenceng. Colokan, dimana-mana. Parkiran, luas. Breakfast, enak dan pilihannya banyak. Kurang? Staffnya, ramah, banget!

Dan oh, juaranya dari hotel ini adalah sentuhan personal di setiap sudut. Boneka-boneka kecil di atas perapian, pajangan di kamar mandi, kacang di meja tamu, kotak berisi permen, bunga-bunga, sampai figura di sepanjang tangga menuju restoran, bener-bener rumah yang hangat. Terasa banget dipegang sendiri sama pemiliknya, ditata sendiri, dibangun dan bertumbuh dengan cinta.



**

Di balkon, di antara hutan pinus yang aromanya khas, aku diam. Merasakan napas sendiri, setiap helanya, ternyata aku masih bisa menghirup-hembuskan oksigen dengan sempurna. Setiap degup jantungku, terasa berdenyut beiringingan dengan suara cicit burung di langit. Pelan, lagu kesukaan yang selama ini melantun di aplikasi pemutar musik di ponselku, kunyanyikan sendiri ala kadarnya. Tanganku menyentuh daun-daun, meja kayu, merasakan tekstur, bersama semut-semut yang sedang mengangkut makanan melintas di depanku.

Aku masih hidup, masih menjadi pungky sampai hari ini. Tubuhku masih bisa merasa dengan baik, masih bekerja dengan sempurna. Kesibukanku setiap hari, rutinitas, himpitan deadline, membuatku lupa dengan hal yang sederhana tapi berarti ini; mensyukuri diri sendiri.


Diam-diam, tenangnya suasana hotel ini malah mengantar hingar bingar ke kepalaku. Pikiran-pikiran yang seru berseliweran, berebutan minta diladeni. Teman dekat yang baru aja lahiran dan aku lupa belum ucapkan selamat, Kodaline promo lagu barunya di pasar di Jakarta, anaknya mantan namanya bagus jadi mari kita cari artinya di google (kepo sekali ya luar biasa), baju kesayangan kancingnya lepas satu belum sempet dibawa ke tukang jahit, nulis pake pulpen dan kertas masih bisa nggak ya aku?, hape pertamaku nokia 3310 jadi pengen punya lagi deh, main snake di hape itu sampe panjang banget kan dulu, ngetik sms juga renyah, eh emang masih sms-an jadul amat, Jumanji yang baru katanya bagus, Awkarin penghasilannya sebulan berapa ya?

Teh hangat yang mengepul di cangkirku, manisnya diantar dari ingatan tentang seseorang di masa lalu. Dia dan Bandung, adalah kombinasi sempurna yang membuat siangku di Sandalwood Boutique Hotel menjadi ramai dengan kenangan. Pidi Baiq bilang, "Bandung adalah monumen, yang merangkum hak dasar semua orang untuk merasa rindu bagi yang pernah bersamanya, bagi yang pernah merasakannya". Dan di sinilah aku sekarang.


**

Malamnya, kami duduk bareng di lobby hotel. Makan malam lalu ambil gitar dan nyanyi-nyanyi bareng, yang biarpun nadanya meleset, tapi siapa peduli? Kami curhat, kami ngakak, kami menghatkan udara dingin Lembang dengan cara kami sendiri.


Tiga hari kami di Sandalwood Boutique Hotel, penuh dengan perayaan atas waktu luang. Kapan terakhir kamu merasakan nikmatnya tidur siang? Di sini, kami melakukannya dengan bahagia. Berjalan di rumput basah tanpa alas kaki, main air di pinggir kolam renang sambil ketawa-ketawa, ngobrol saling tatap, dibikinin teh sama teman dekat, rebutan kacang lalu lempar-lemparan, gosip jorok, sampai curhat menye-menye soal perasaan.




Sebenernya, Sandalwood Boutique Hotel ini letaknya strategis. Menuju De'Ranch tinggal jalan kaki, dekat juga dengan beberapa destinasi wisata di Lembang kayak Floating Market, Maribaya, Bosscha, dan sentra-sentra pengolahan susu khas Lembang. Jadi kalau bawa keluarga apalagi anak-anak, kemana-mana dekat. Tapi kalau kami, semuanya cuma rencana, mohon maaf terlanjur jatuh cinta sama suasana hotelnya!

**

Menginap di Sandalwood Boutique Hotel, bagiku, adalah tentang rumah. Pergi dari rutinitas dan menikmati hari tanpa distraksi. Udara Lembang yang dingin, hutan pinus yang rindang, menjalani waktu-waktu yang hangat bersama sahabat, menyemarakan pesta kecil dalam kepalaku. Tentang kepulangan pada diri sendiri yang kurindukan.


***

Sandalwood Boutique Hotel
Jalan Seskoau No 1
Lembang, 40391
West Java, Bandung, Indonesia 
Email: sandalwood_lembang@yahoo.com



*Photos taken by Nurul Noe & Advent Jose

10 komentar

  1. OOh deket ma de ranch ya, dulu ke de ranch ga perhatiin ada hotel ini di sekitar situ. Tau gitu nginep d sandalwood ya hihi.

    BalasHapus
  2. Kereen dan "rumah" banget tempatnya. Bisa jadi referensi nih kalo maen ke Bandung.

    BalasHapus
  3. Kalo di Lembang berarti masih terasa dingin yaaa :)

    BalasHapus
  4. Padahal saya penasaran ma wisata mantan hehehe. Tapi, saya jadi tertarik juga menginap di Sandalwood :)

    BalasHapus
  5. Wihhh, Pungky sekarang udah terkenal, jadinya sibuk, hehehe. Tapi baik konten komersil atau bukan, aku masih selalu jatuh cinta pada tulisan-tulisanmu. Selain kalimat di atas, di balai kota Bandung juga ada kalimat dari Pidi Baiq soal Bandung yang aku suka. Bunyinya kalo gak salah "Bandung bagiku lebih dari sekedar masalah geografis, tetapi lebih kepada perasaan yang timbul di kala sunyi"

    BalasHapus
  6. Bener banget sih, rutinitas itu kadang bikin kita pergi dari diri kita sendiri. Pengen liburan! Yoyoyoyo

    BalasHapus
  7. Bulan depan staycation disini aah...

    BalasHapus
  8. Nyeseeeeel banget pas ke lembang ga milih hotel ini. Ternyata cakep bangetttt :). Kalo di lembang, akupun slalu males kok mba kemana2. Cuaca sejuk di sana memang bikin kaki jd lbh berat dr biasa :p. Maunya cuma duduk santai ato tidursm

    BalasHapus
  9. mbak pungky kalo poto bawaannya senyum terus ya, jarang nemuin yang cemberut atau marah gitu

    BalasHapus