Bapak tua itu sedang mengayuh becaknya di tanjakan saat kami menyetopnya, dengan napasnya yang terengah-engah, ia bertanya pada kami "Becak mbak??". Kami cepat-cepat menggeleng, lalu menghampirinya dan menaruh satu dus isi sembako di atas becaknya.
Bapak tua itu tiba-tiba menekuk lututnya di depan kami, menangkup kedua tangannya. Sambil bergetar, ia berkali-kali bilang terima kasih. Katanya, dari kemarin belum dapat uang sama sekali. Sejak pandemi Covid-19, sekarang sering bermalam di becak, karena kalau pulang tanpa bawa satu rupiahpun, keluarganya bingung mau makan apa.
Sembako yang kami titip di becaknya, ternyata jadi rejeki yang ia syukuri betul. Akhirnya, setelah berhari-hari tidak tega mau pulang, hari itu bisa pulang bawa makan untuk anak dan istrinya.
**