Setiap aku bicara soal mendongeng pada orang tua lain, komentar paling sering yang keluar dari mulut mereka adalah "Kamu mah enak bisa ngedongeng, aku mana bisa". Bener-bener gak ngerti deh, emang ada ya orang tua gak bisa dongeng? Setauku, dongeng itu gampange pol! Gampang pakai banget. Nah, yang susah dan susah banget adalah kemauan untuk mencari tau, mencoba, lalu memulai.
Apakah aku bisa mendongeng? Enggak. Sama sekali enggak. Membuat cerita, mengolah suara, sampai pada olah gerak dan bagaimana menjadi berbagai karakter dalam waktu bersamaan, itu susahnya lebih lebih daripada nyolong monas tengah hari bolong. Tapi, apakah kesulitan mendongeng lantas membuat aku berhenti mendongeng? Hihihihi malu ah sama Upin Ipin :P
Mari kita jabarkan satu-satu, dimana susahnya mendongeng.
1. Membuat Cerita
Sekalipun pernah nulis buku dongeng anak, tapi suer deh, aku itu selalu kesulitan dalam hal membuat cerita anak. Memilih tokoh, meringkan bahasa dan alur, sampai menyempilkan pesan-pesan moral, aku pasti angkat tangan. Eh, tapi.. buku dongeng bukannya banyak dijual di toko-toko buku ya?
Buku Kumpulan Dongeng Anak karya ibu Hastira Soekardi, misalnya. Dongeng gak harus ciptaan sendiri kan? Ambil dari buku, dongeng juga kan? Apa? Males belinya? Kalau dongengnya nyomot dari internet, gimana? Banyak lho website-website dalam dan luar negeri yang menyediakan dongeng dengan sangat gratis. Contohnya,
Blog Dongeng Anak,
Cerita Kecil,
Anak Nusantara,
Dongeng Bocah dan masih seabrek lagi yang lain. Apa? Pulsa internet abis? Mmm.. gimana dengan pasang aplikasi dongeng di
smartphone? Kalau mau sedikit aja usaha nyari, banyak lho aplikasi dongeng gratisan untuk
smartphone. Tinggal
download, dan puluhan dongeng bisa kita baca kapanpun dimanapun. Apa? Hape masih nokia 3310? Eng... gimana dengan pinjam buku dongeng teman? Atau sewa di rental-rental buku terdekat? Atau bikin kliping dongeng-dongeng dari majalah anak bekas? Apa? Gak ada waktu? Berantem aja yuk! >:(